PANGKALAN BUN – Dua helicopter water bombing masih terus bekerja melakukan pemadaman kebakaran hutan dan lahan di wilayah barat Kalteng. Dua heli jenis MI dan Kamov itu telah guyurkan ratusan ribu liter air untuk membantu tim darat memadamkan karhutla di Kotawaringin Barat.
Komandan satuan tugas kebakaran hutan dan lahan seksi pemadaman udara wilayah barat Kalteng Letkol Pnb Ade Fitra mengatakan bahwa dua helikopter water bombing itu ditugaskan di wilayah barat Kalteng oleh BNPB. Kini salah satu armada pemadam dari udara itu diperbantukan ke wilayah Kalbar.
“Sudah satu bulan dua heli ini berada di Lanud Iskandar untuk memadamkan api melalui udara. Tapi kini hanya MI yang masih di sini, heli Kamov sekarang sudah diperbantukan ke Kalbar,” ujarnya Jumat (31/8).
Dalam satu hari ada sekitar 30 kali water bombing dengan kapasitas air yang dibawa 4.000-5.000 liter sekali angkut. Jadi dalam sehari sekitar 150.000 liter air yang disiramkan ke lokasi karhutla di tiga kabupaten di wilayah barat Kalteng.
“Jadi kalau dihitung satu bulan sudah sekitar 450.000.000 liter atau 4.500 kiloliter air yang disiramkan. Heli water bombing ini menangani karhutla di Kabupaten Kobar, Sukamara dan Lamandau. Saat ini masih ada api di Pantai Lunci Sukamara,” terangnya.
Menurut Ade, pemadaman melalui udara dinilai sangat efektif karena lokasi karhutla tidak semuanya bisa diakses dari jalur darat. “Selama ini banyak lokasi karhutla di pedalaman yang tidak bisa dijangkau oleh tim darat,” jelas mantan Danlanud Morotai ini.
Sementara itu, berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) mencatat selama bulan Januari hingga Agustus 2018 ada total 470 hektare lahan yang terbakar yang tersebar pada 210 titik di Kabupaten Kobar.
Kepala BPBD Kobar Petrus Rindra menuturkan bahwa kini jumlah hotspot dalam seminggu terakhir telah berkurang cukup signifikan karena hujan turun beberapa kali di wilayah Kobar. “Masih ada tiga titik, hanya sisa di Jalan Kolam saja, karena jalur itu tidak diguyur hujan,” katanya.
Tim Satgas Karhutla Kobar juga telah membangun posko karhutla di lokasi tersebut untuk terus melakukan monitoring dan pemadaman pada titik tersebut. “Tidak ada jalan masuk menuju ke sana, sekitar 6 sampai 7 kilometer masuk ke dalam, belum lagi di lokasi kita kesulitan dengan sumber air yang mulai berkurang karena banyak yang kering,” pungkasnya. (jok/sla)