SAMPIT – Dibukanya penerimaan calon pegawai negeri sipil (CPNS) tahun ini membawa angin segar mengatasi kekurangan tenaga guru dan tenaga medis, terutama di pedalaman yang selama ini dikeluhkan. Pegawai baru yang diterima nantinya diharapkan ditempatkan di wilayah pedalaman.
”Cukup banyak angka (formasi CPNS) 602 itu. Dengan kesempatan ini, hendaknya para CPNS yang lolos nanti bisa ditempatkan dan disebarkan di daerah pedalaman,” kata Ketua Komisi III DPRD Kotim Rimbun, Selasa (11/9).
Rimbun menuturkan, komposisi tenaga medis dan guru di daerah perkotaan dinilai mencukupi, sementara di pelosok kerap mengeluhkan kekurangan tenaga. Penerimaan CPNS kali ini diharapkan bisa sedikit mengurai masalah tersebut.
”Apalagi seperti guru sekolah dasar, banyak kekurangan di pelosok. Bahkan, ada sekolah yang hanya kepala sekolahnya saja yang berstatus PNS, sedangkan lainnya tenaga honorer,” kata dia.
Rimbun menuturkan, pelamar yang lolos harus siap ditempatkan di pedalaman. Jangan sampai ketika sudah dinyatakan lolos dan ditugaskan di pelosok, malah menolak dengan berbagai alasan.
”Kami akan ikut serta mengawasi. Mungkin koordinasinya nanti bisa melalui kepala desa yang memastikan mereka ada di tempat untuk bertugas atau tidak,” ujarnya.
Berdasarkan data Dinas Pendidikan, Kotim kekurangan sebanyak 853 guru untuk memenuhi kebutuhan ideal proses belajar dan mengajar. Jumlah guru di Kotim saat ini tercatat sebanyak 2.213 orang berstatus PNS dan 472 orang berstatus pegawai kontrak atau honorer.
Untuk tenaga kesehatan, idealnya satu puskesmas memiliki tiga dokter umum. Berdasarkan data, Kotim hanya memiliki 55 orang dokter umum. Jumlah tersebut masih belum mampu memenuhi standar di 21 puskesmas di Bumi Habaring Hurung.
Penerimaan CPNS di Kotim tahun ini dibuka untuk 602 formasi, yakni 325 guru, 275 kesehatan, dan 2 guru honorer K2. Jumlah itu belum menutupi kekurangan tenaga guru, sehingga sekolah yang kekurangan biasanya menyiasati dengan mengangkat guru honor.(ang/dc/ign)