PALANGKA RAYA – Komunitas Penulis Lembaga Literasi Dayak Kalteng kembali launching buku kedua, setelah buku “Cerita Rakyat Kalteng”. Buku kedua komunitas ini berjudul “Tanjung Putting Dalam Cerpen”, yang merupakan karya 15 orang penulis dari jurnalis, guru dan tenaga pendidik.
Ketua Komunitas Penulis LLD Kalteng Mugeni mengatakan, buku Tanjung Putting Dalam Cerpen merupakan buku kedua Komunitas Penulis LLD Kalteng yang melibatkan guru dan tenaga pendidik. Buku pertama sudah diterbitkan dan di launching tahun 2017 lalu, yakni berjudul “Cerita Rakyat Kalteng”.
“Kegiatan penulisan ini kita laksanakan berkat dukungan media Radar Sampit dan beberapa pihak termasuk pemerintah. Karena tujuan kita dalam menulis dan mengajak orang menulis agar mengangkat nama daerah dan menumbuhkembangkan semangat literasi di Kalteng,” kata Mugeni.
Buku Tanjung Puting Dalam Cerpen, merupakan hasil karya tulis dari 15 orang penulis pemula. Mereka berlatar belakang jurnalis, guru dan tenaga pendidik. Kegiatan ini diawali dengan berwisata ke Taman Nasional Tanjung Puting dan membuat cerita pendek (cerpen) tentang Tanjung Puting.
“Tanjung Puting kita pilih, karena ini merupakan Taman Wisata Nasional yang ada di Kalteng. Harapan kita dengan adanya cerpen atau tulisan lainnya, keindahan Taman Nasional Tanjung Puting lebih dikenal dan dikenang. Sebab, melalui karya tulis orang akan selalu ingat hingga puluhan bahkan ratusan tahun mendatang,” ucapnya.
Dia berharap dengan adanya semangat menulis, Kalteng dengan semua keindahan, adat istiadat dan budayanya dapat dikenang dan diingat sepanjang waktu. “Siapa pun boleh bergabung dengan Komunitas LLD Kalteng. Syaratnya mau menulis dan mengembangkan literasi Kalteng dan bisa menghubungi saudara Arjoni di Media Radar Sampit yang juga Sekretaris Komunitas LLD Kalteng,” ujarnya.
Rencananya, Komunitas Penulis LLD Kalteng akan kembali menulis pada awal tahun 2019. Komunitas ini akan menulis Novel Sejarah dengan pilihan setting/latar ialah Tumbang Anoi. “Rencana kita akan ekspedisi ke Tumbang Anoi, wawancara sejumlah tokoh dalam menggali data terkait Perjanjian Damai Tumbang Anoi. Dari hasil pengamatan langsung ke lokasi dan fakat sejarah, kita harap lahir Novel Sejarah tentang Perjanjian Damai Tumbang Anoi. Dan kita kita harapkan dukungan semua pihak, termasuk pemerintah,” tandasnya. (arj)