PALANGKA RAYA – BNNP Kalteng berupaya mencegah penyalahgunaan pembalut wanita oleh remaja yang kini marak terjadi di Pulau Jawa. Apalagi peristiwa mabuk rendaman pembalut juga pernah terjadi di Kalimantan Tengah tiga tahun silam, yakni di Barito Selatan.
”Di Kalteng sudah ada di Barsel. Remaja itu terlalu banyak minum (rendaman pembalut) hingga tak berdaya. Dampaknya mengerikan, karena pembalut itu mengandung zat pemutih kimia dan bisa menyebabkan gangguan saraf,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat (P2M) BNNP Kalteng Baja Sukma.
Baja menuturkan, untuk mengantisipasi hal itu kembali terjadi, pihaknya menggandeng guru dan remaja untuk melakukan sosialisasi dan edukasi mengenai bahaya mabuk zat tersebut. Pihak sekolah perlu proaktif dan mengoptimalkan pencegahan sejak dini, salah satunya melalui regulasi tata tertib sekolah dan pengawasan.
Dia juga mengimbau agar orang tua lebih mengawasi pergaulan anak-anaknya dengan melakukan pendekatan agama dan psikologis. ”Perhatikan sikap anak dan edukasi secara benar. Termasuk para penjual, jangan jual sembarangan. Apalagi ada lelaki beli pembalut,” ujarnya.
Kepala BNN Kota Palangka Raya Muhammad Soedjai mengatakan, BNN selalu memberikan sosialisasi antisipasi penyalahgunaan zat-zat berbahaya dengan mengedukasi pelajar di sekolah dan tempat lainnya.
”Sudah dilakukan sosialisasi setahun lalu tentang hasil tersebut. Jangan ditiru apa pun alasannya, karena merugikan kesehatan juga orang lain. Jauhi hal-hal yang merugikan, apa pun bentuknya,” ujar Soedjai. (daq/ign)