PALANGKA RAYA – Kebakaran yang menghanguskan puluhan rumah penduduk di Jalan dr Murjani Gang Rahayu dan Suka Damai Palangka Raya masih dalam penyelidikan kepolisian. Hasil pemeriksaan sementara, diduga kuat api timbul karena putung rokok yang membakar tempat tidur. Bukan karena korsleting listrik atau obat nyamuk.
”Masih kami dalami. Para saksi yang kami periksa semua mengatakan adanya kelalaian yang dilakukan anak Abdullah (Amat, Red). Diduga karena putung rokok membakar tempat tidur, tetapi tetap masih didalami untuk dipastikan,” ujar Kapolres Palangka Raya AKBP Timbul RK Siregar melalui Kasat Reskrim AKP Harman Subarkah, Senin (10/12).
Perwira pertama Polri ini menuturkan, pihaknya telah memasang garis polisi, melakukan olah TKP, dan mengamankan sejumlah barang bukti. Barbuk itu, di antaranya puing bangunan, arang, dan sisa kasur. Pihaknya kesulitan memeriksa Salamat, anak Abdullah, karena memiliki gangguan mental.
”Menurut penuturan saksi, anak Abdullah ada gangguan mental. Nah, pengakuan saksi juga sumbernya dari Salamat hingga akhirnya kebakaran terjadi. Intinya, kami tetap akan selidiki lebih lanjut,” kata Harman.
Sementara itu, Wali Kota Palangka Raya Fairid Naparin kebakaran itu membuat 22 kepala keluarga dengan jumlah 63 jiwa di RT 03/RW VI kehilangan tempat tinggal. Di RT 04/RW VI, terdata 19 kepala keluarga dengan 61 jiwa dan belasan bangunan ludes terbakar.
”Saya pastikan tidak ada korban jiwa. Hanya saja, ratusan warga kehilangan tempat tinggal. Saat ini dipastikan akan mendapat bantuan berupa bahan kebutuhan pokok, baju, selimut dan hal lainnya,” katanya.
Fairid menegaskan, pihaknya akan mempermudah kepengurusan identitas kependudukan dan kartu keluarga bagi para korban. Termasuk memberikan bantuan berupa bahan makanan dan kesehatan, terutama bagi anak-anak.
Salah seorang korban, Nurmawati (45), mengatakan, saat kejadian dia beserta keluarga sedang berada di Kapuas. Tidak ada harta bendanya yang bisa diselamatkan. Seluruh dokumen penting ikut hangus, seperti akte kelahiran, surat nikah, ijazah, dan lainnya.
”Kami saat itu tidak berada di tempat. Makanya tidak ada barang yang bisa diselamatkan. Ini pun terpaksa mengungsi di tempat keluarga. Saya berharap pemerintah segera memberikan bantuan. Kasihan kami habis semuanya tanpa sisa,” kata Nurmawati yang berprofesi sebagai tenaga pengajar ini. (daq/ign)