PALANGKA RAYA – Harga gas LPG (elpiji) subsidi 3 kilogram di Kota Palangka Raya dalam sepekan terakhir tak terkendali. Masyarakat mengeluhkan kondisi itu. Apalagi tabung gas tersebut sulit ditemui di eceran maupun kios.
Rendrik Andika, warga Jalan Junjung Buih Palangka Raya mengaku kesulitan mendapatkan gas bersubsidi. Kalaupun ada, harganya meroket di atas harga eceran tertinggi (HET).
”Di daerah tempat saya, Jalan Junjung Buih, harganya mencapai Rp 36 ribu per tabung. Sebelum langka, harganya sekitar Rp 25 ribu – 26 ribu per tabung,” kata ayah satu anak ini, Selasa (22/1).
Dia mengharapkan pemerintah segera menstabilkan harga elpiji 3 kg tersebut. Sebab, gas elpiji sudah menjadi salah satu kebutuhan pokok setelah minyak tanah tak lagi digunakan.
”Kami sebagai masyarakat kalangan menengah ke bawah mengharapkan adanya tindakan pemerintah mengatasi hal ini. Sebab, semua kebutuhan sudah mahal. Jangan sampai gas juga ikut naik. Bila perlu tindak oknum yang bermasalah,” katanya.
Acil Inah, pedagang makanan di Pasar Kahayan mengatakan, harga gas elpiji di wilayahnya mencapai Rp 35 ribu per tabung. Untuk mendapatkannya pun tak mudah. Dia harus berkeliling. Gas subsidi itu seolah menghilang dari pasaran.
”Di sini sampai Rp 35 ribu per tabung. Kalau menurut saya sebagai pedagang, ini cukup mahal, karena satu tabung tidak sampai satu minggu untuk masak barang dagangan saya. Dalam seminggu bisa tiga kali membeli,” katanya.
Kepala Bidang Pedagangan Dinas Prindustrian dan Pedagangan (Disperindag) Kota Palangka Raya Jenri Damanik mengatakan, masalah gas elpiji subsidi dilematis untuk diselesaikan.
”Tahun ini kami akan menentukan HET di tingkat eceran. Selama ini, HET hanya berlaku untuk tingkat agen, namun ke depan juga di tingkat eceran. Tahun ini kami belum mendapatkan informasi pasokan yang masuk ke Palangka Raya setiap bulannya,” katanya.
Dalam waktu dekat pihaknya akan mengundang Pertamina untuk membicarakan HET dan mengetahui pasokan yang masuk ke Kota Cantik. ”Kami memang ada rencana mengadakan rapat untuk menentukan HET bersama Pertamina dan agen, sehingga tidak ada lagi penjualan di tingkat eceran yang melewati HET,” pungkasnya. (agf/ign)