PALANGKA RAYA – Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) terus mendorong masyarakat agar mengembangkan industri getah nyatu. Harga hasil industri olahan tersebut cukup menggiurkan, mulai Rp 500 ribu sampai Rp 7,5 juta, tergantung jenisnya.
Pelaksana Tugas (Plt) Asisten I Setda Kalteng Kaspinoor mengatakan, saat ini ada kendala dalam mengembangkan industri getah nyatu. Kendala itu, yakni minimnya industri penghasil dari getah nyatu itu sendiri.
”Memang, getah nyatu ini orang tua terdahulu sudah banyak mengenal, hampir tidak ada para pemuda yang meneruskan. Tapi, kalau mau budidaya dengan skala yang lebih besar, memang harus terorganisir, apalagi sekarang pasarnya bagus,” katanya, Kamis (24/1).
Selain itu, yang perlu diperhatikan, lanjutnya, soal kualitas pengrajinnya. Jumlah pengrajin getah nyatu saat ini masih kurang. Menurutnya, budidaya penanaman pohon nyatu memang harus dibarengi dengan peningkatan kuantitas para pengrajin.
Akan tetapi, lanjutnya, untuk menyuplai kebutuhan getah nyatu ke pengrajin, juga sangat diperlukan pengembangan perkebunan nyatu. Dengan kata lain, antara permintaan dan penawaran belum seimbang.
”Saya lihat di beberapa tempat, pohon nyatu ini terpelihara karena memang ada kaitannya dengan para pengrajin tradisional. Tetapi, memang tidak sampai booming seperti perkebunan sawit atau karet, yang saat ini ada pembelinya langsung,” ucapnya.
Untuk itu, Pemprov Kalteng akan mendorong instansi terkait, khususnya Dinas Kehutanan untuk memikirkan kesiapan bahan baku. Dari sisi keterampilan pengrajinnya, pemprov melalui Dinas Koperasi dan UMKM Kalteng akan membina para pengrajin muda, agar kerajinan getah nyatu bisa dikembangkan.
”Yang pasti, pengrajin muda kami harapkan bisa berinovasi sesuai pesanan atau keinginan pasar luar negeri. Urusan pemerintah, selain penyediaan bahan baku dan pemasaran, akan menjalin kerja sama dengan BUMD ataupun perbankan untuk melakukan pembinaan terhadap UKM,” pungkasnya. (sho/ign)