PALANGKA RAYA – Harga komoditas ayam ras masih menjadi penyebab utama inflasi di Kalimantan Tengah (Kalteng) di awal tahun 2019 ini. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kalteng, pada bulan Januari kemarin provinsi ini mengalami inflasi sebesar 0,42 persen dari gabungan dua daerah. Yakni Palangka Raya 0,46 persen dan Sampit 0,34 persen.
Kepala BPS Kalteng Yomin Tofri menjelaskan, inflasi di Palangka Raya dan Sampit terutama dipengaruhi oleh meningkatnya harga pada kelompok bahan makanan yang secara spesifik disebabkan oleh komoditas daging ayam ras. Kemudian diikuti oleh bawang merah dan beras.
”Daging ayam ras ini nampaknya cukup berpengaruh. Dan untuk Palangka Raya saja andil komoditas ini 0,14 persen dan Sampit lumayan tinggi, berbeda sekitar 0,34 persen,” katanya menerangkan.
Meskipun terjadi inflasi di Palangka Raya dan Sampit selama Januari 2019, namun Yomin mengakui fenomena tersebut tidak setinggi sebagaimana pada akhir tahun 2018 kemarin. Komoditas yang pada akhir tahun 2018 kemarin sempat mengalami penurunan, sekarang ini sudah terlihat stabil. Hal ini tentunya memengaruhi persentase inflasi pada bulan lalu.
”Walau terjadi inflasi di awal tahun 2019, tetap tidak setinggi akhir tahun 2018. Harga-harga selama Januari 2019 pun mulai stabil, pasca lonjakan harga selama hari besar keagamaan dan libur sekolah,” ucapnya.
Yomin juga mengatakan, untuk komponen harga yang diatur pemerintah seperti harga bahan bahar minyak (BBM) dan tarif listrik, berperan sebagai instrumen reduktif terhadap penurunan indeks harga di Palangka Raya dan Sampit.
Di satu sisi lanjutnya, tetap harus ada upaya mengendalikan permintaan dan harga khususnya untuk komoditas ayam ras. Hal ini tidak semata menghindari kenaikan inflasi, namun bagaimana upaya menyeimbangan ketersediaan komoditas tersebut dengan permintaan masyarakat yang sewaktu-waktu bisa mengalami kenaikan.
”Dari 82 kota se-Indonesia yang dipantau indeks harga konsumen, 73 diantaranya mengalami inflasi dan hanya sembilan terjadi deflasi. Kalau untuk angka tertinggi inflasi di tingkat nasional, Kota Palangka Raya berada di urutan 30, dan sampit urutan 40. Tidak begitu buruk,”tandas Yomin. (sho/gus)