SAMPIT – Perkembangan teknologi digital seperti media sosial kian pesat, hal itu dapat dibuktikan banyaknya beredar beragam informasi yang menyasar publik lintas kalangan. Namun seiring itu, kerap kali ditemukan konten-konten “hoax”atau berita palsu yang tujuannya untuk memprovokasi, propaganda dan memecah belah.
Di samping itu, pesatnya media sosial juga ada hubungannya dengan bonus demografi penduduk Indonesia, mulai 2020 mendatang, atau besarnya proporsi penduduk usia produktif (15-64). Hal ini pun disikapi oleh Kohati (Korps HMI-Wati) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Kotawaringin Timur (Kotim), dengan mempersiapkan diri untuk menyongsong fenomena tersebut. Salah satunya melalui latihan khusus kohati, dan talk show bertema Peran Perempuan dan Media untuk Demokrasi yang Berkualitas.
Kegiatan yang dibuka oleh Ketua Dewan Kahmi Kotim, Zam’an ini juga menghadirkan tiga narasumber yakni Ketua KPU Kotim, Siti Fathonah Purnaningsih, Sekjen Dewan Kahmi Kotim, Edy Sabarudin dan Sekjen PWI Kotim, Agus Jaka Purnama.
Ketua Kpu Kotim, Siti Fathonah mengajak agar generasi millenial terutama kalangan perempuan, dan berusia 17 tahun ke atas dan sudah rekam KTP El, agar jangan melewatkan Pemilu pada 17 April nanti. Dirinya juga mengajak agar mereka, benar-benar menentukan pilihan terhadap caleg atau calon presiden, sesuai dengan hati nurani dan menakar kualitas serta kapasitas calon yang akan dipilih, demi kemajuan daerah dan bangsa ke depannya.
Tak lupa dirinya juga mensosialisasikan surat suara, yang nantinya akan dicoblos pemilih pada Pemilu 17 April.
Selanjutnya, Eddy Sabaruddin memaparkan, peran perempuan di Indonesia zaman ini menurutnya sudah tuntas dalam hal kebebasan berdemokrasi, namun kapasitas perempuan saat ini tidak terlaksana secara visual.
”Dengan kapasitas perempuan ini malah bisa menjadi bumerang bagi demokrasi itu sendiri, karena kaum perempuan masih ada yang terkesan dipaksakan menjabat di kursi DPR mewakili rakyat, namun tidak memiliki kualitas yang mumpuni,” ujarnya.
Dirinya menyimpulkan, secara kuantitas peran perempuan di politik sekarang mulai meningkat, tetapi secara kapasitas dan kemampuan peran belum begitu mencuat ke permukaan.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kotim, Agus Jaka Purnama mengatakan, perkembangan teknologi saat ini menuntut masyarakat harus cerdas dan mampu menyaring berita, mana yang bersifat informasi positif dan mana yang bersifat negatif, atau hoax. Untuk itu, dirinya mengajak kelompok generasi millenial, agar cerdas dan bijak dalam menggunakan media sosial.
”Berdasarkan bonus demografi pada tahun 2021 ledakan penduduk dalam rentang umur 15-64 tahun diperkirakan jumlahnya akan semakin banyak. Seiring dengan pertambahan jumlah penduduk media sosial juga akan bertambah dua kali lipat dibanding jumlah penduduk di Indonesia,” paparnya.
Dihubungkan dengan peran perempuan dan media, menurutnya kedua hal ini bisa menciptakan demokrasi yang berkualitas. ”Diprediksi pada tahun 2032 jumlah penduduk perempuan akan 1000 lebih banyak daripada pria. Hal ini menunjukkan bahwa perempuan kedepannya akan sangat berperan, khususnya dalam perkembangan media sosial,” tambahnya.
Menghadapiperkembangan media sosial, dirinya menyebutkan bahwa konfirmasi merupakan kunci utama untuk mencari sumber kebenaran informasi dan mencegah beredarnya hoax.(hgn/gus)