PALANGKA RAYA – Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) Sugianto Sabran mengikuti pencanangan Bulan Bakti Gotong Royong Masyarakat ke-16, hari kesatuan gerak PKK ke-47, dan hari keluarga nasional ke-26 di Kabupaten Kotawaringin Timur.
”Agenda tahunan nasional ini diselenggarakan di seluruh Indonesia. Momentum ini memiliki kedudukan yang penting dan strategis, terutama dalam mendorong, meningkatkan kepedulian serta peran masyrakat untuk terus membudayakan gotong-royong,” ucapnya, Kamis (4/4).
Sugianto melanjutkan, semangat gotong-royong telah menjadi jati diri, karakter, dan ciri khas masyarakat dalam mewariskan budaya bangsa yang tidak ternilai harganya.
Hal lain yang juga tidak kalah penting, momentum itu merupakan ajang silaturahmi untuk bertatap muka secara langsung dan berdialog dengan masyarakat.
”Saya percaya akan tumbuh ikatan batin di antara kita semua, sehingga tidak ada jarak pemisah antara pemimpin dengan yang dipimpin, antara gubernur dengan rakyatnya,” ujarnya.
Terkait gotong-royong, lanjutnya, jika sinergitas antara pemerintah dan masyarakat terjalin dengan baik, maka semua permasalahan yang dihadapi akan mudah tercapai. Dengan melihat kondisi terkini, seluruh lapisan masyrakat Kalteng tanpa terkecuali, akan mampu membangun jati diri, keluarga, dan lingkungan bagi daerahnya masing-masing.
Dengan demikian, tambahnya, gotong-royong harus diwujudkan dalam sebuah tindakan yang nyata. Melalui pencanangan bulan bakti, gotong royong bisa memberikan kekuatan dan modal sosial dalam kehidupan bermasyrakat, berbangsa, dan bernegara dalam menatap masa depan yang lebih baik.
”Marilah kita jadikan momentum pencanangan bulan bakti gotong royong ini sebagai wadah untuk kembali mengingatkan dan menanamkan kepada seluruh masyarakat akan arti penting dan manfaat budaya gotong-royong dalam kehidupoan bermasyrakat,” bebernya.
Sugianto berharap momentum melalui prinsip gotong royong menjadi kegiatan rutinitas. Dengan memberikan efek positif dan manfaat, khususnya bagi terciptanya penguatan integrasi sosial dalam pelaksanaan pembangunan, sehingga budaya gotong-royong mampu meningkatkan rasa memiliki dan tanggung jawab masyarakat terhadap hasil pembangunan yang telah dicapai.
”Harapan saya, momentum ini bukan saja menjadi kegiatan rutinitas tahunan semata, namun lebih dari itu,” tandasnya. (rm-99/ign)