PALANGKA RAYA – Untuk memeriahkan hari jadi sanggar seni dan budaya Riak Renteng Tingang ke-7, sanggar seni itu melaksanakan event budaya Maneser Panatu Tatu Hiang. Kegiatan itu digelar untuk mampu menjaga keeksotisan budaya lokal.
”Tujuannya Maneser Panatu Tatu Hiang (menggali kejayaan budaya nenek moyang). Tema ini diambil untuk mengenalkan kepada generasi penerus akan kebudayaan dan sejarah budaya lokal. Selain itu juga untuk mengimbangi tingginya budaya milenial yang semakin menggerus kebudayaan lokal,” kata Ketua Umum Sanggar Hadi Saputra, Senin (29/4).
Karena tema untuk menggali budaya lokal, lanjut Hadi, semua mata lomba tidak lepas dari sejarah. Baik sejarah wilayah atau keberagaman budaya di Kalteng.
”Bahkan, tema kegiatan pun tidak lepas dari legenda Kalimantan Tengah. Ini dimaksudkan supaya generasi muda mengetahui sejarah Kalteng khususnya, sehingga secara tidak langsung kegiatan ini juga mengedukasi generasi muda terhadap budaya lokal,” jelasnya.
Kegiatan itu, lanjutnya, sudah mendapat dukungan penuh dari pemerintah, seperti Dinas Pariwisata Kalteng dan Disbudpar Kota Palangka Raya. Selain itu, juga didukung Dewan Adat Dayak (DAD) Kalteng yang mempersilakan menggunakan lokasi Sarana Huma Betang.
”Untuk promosi, supaya kegiatan ini dikenal hingga mancanegara, kami akan melakukan promosi lebih baik lagi dengan berbagai cara, sehingga ke depannya pelaksana event ini bisa semakin dikenal masyarakat lokal, bahkan interlokal,” katanya.
Sementara itu, Ketua Panitia Joko mengatakan, kegiatan akan dimulai 1-3 Mei 2019 dan direncanakan akan dibuka langsung Wali Kota Palangka Raya Fairid Naparin.
”Sampai saat ini sudah 400 orang yang akan mengikuti kegiatan dan ada lima grup dari luar daerah, yaitu Katingan tiga grup, Kapuas Hulu satu grup, dan Pulang Pisau satu grup. Bahkan, juga ada datang dari Kalimantan Timur,” katanya.
Dia menambahkan, dari semua mata lomba yang disuguhkan, hampir semua peserta mengikutinya. Hal itu menunjukkan masih tingginya minat generasi muda terhadap budaya lokal. (agf/ign)