BUNTOK - DPRD Kabupaten Barito Selatan (Barsel) meminta pemerintah daerah lebih jeli dalam melihat peluang dan potensi pengembangan kebudayaan.
Pasalnya tanpa adanya pengawasan dan pelaksanaan inventarisasi, dikhawatirkan kebudayaan lokal tidak terpromosikan. Bahkan jika akhirnya diklaim oleh daerah dan negara lain.
“Memang saat ini pengawasan dari pemerintah daerah sangat bagus. Namun masih ada beberapa kelemahan yang harus diperbaiki seperti dalam hal inventarisir serta pelaksanaan event untuk kebudayaan lokal,” kata anggota DPRD Barsel Ida Riani kepada Radar Sampit, belum lama ini.
Ia juga mengatakan, mendorong agar dinas teknis yang terkait akan hal ini kiranya untuk bisa berupaya lebih optimal dalam pengembangan kebudayaan. Selama ini untuk pengembangan kebudayaan, terutama kesenian daerah, masih dilaksanakan pada hal-hal bersifat umum.
“Memang untuk kesenian, pembinaan untuk sanggar tari yang ada di Barsel sudah maksimal. Tapi perlu ada kreativitas untuk menghidupkan kebudayaan serta kesenian, agar dikenal oleh masyarakat luar daerah dan lokal. Pihak teknis juga harus lebih kreatif dan dapat dibuat peta situs budaya di Barsel,” jelasnya.
Mengingat upaya tersebut akan mampu menarik minat wisatawan berkunjung. Pun apabila ada agenda pementasan kesenian secara berkala, tentunya akan menjadi warna tersendiri bagi pengembangan wisata di wilayah setempat.
“Misalnya seperti makam tokoh adat dan lokasi tempat ritual adat. Situs budaya tersebut dapat dijadikan tempat pementasan seni dan budaya, dan diagendakan serta dijadwalkan,” ujarnya.
Ia menambahkan, dengan adanya jadwal pelaksanaan serta agenda dan promosi yang baik, tentunya dapat menarik minat wisatawan dari luar daerah. Maka pihak teknis agar dapat membuat buku panduan tentang kekayaan kesenian dan kebudayaan. Buku itu dapat disebarkan ke masyarakat umum, sejumlah sekolah dan perpustakaan.
Itu bertujuan menyosialisasikan ragam kebudayaan kepada para pelajar, dengan tujuan dapat memahami dan menghormati budaya sendiri.
”Akan percuma bila sosialisasi hanya disebarkan ke daerah lain, sementara orang daerah sendiri kurang tahu dengan kebudayaan asli,” pungkasnya. (rol/fm)