SAMPIT - Pemutakhiran data terus dilakukan oleh Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) tentunya tidak lepas dari peran serta pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) di lapangan. Namun, berkurangnya jumlah pendamping menjadi tantangan yang tidak kalah penting. Bahkan ada satu kecamatan yang tidak memiliki pendamping.
Kepala Dinsos Kotim Rusmiati mengatakan, pihaknya terus berupaya berkoordinasi dengan pihak pengelola PKH di provinsi untuk segera merekrut atau menerima pendamping pengganti.
”Dinsos sangat mendukung keberlangsungan PKH, bentuk dukungan kami tunjukkan dengan pengalokasian dana dampingan untuk kelancaran PKH,” ucapnya.
Diakuinya, jumlah dana saat ini belum mencapai 5 persen dari jumlah dana keseluruhan bantuan sosial (bansos) PKH. Namun ke depan, pihkanya berupaya untuk terus meningkatkan sesuai dengan kebutuhan program.
Pada rapat koordinasi yang berlangsung beberapa waktu lalu, Rusmiati menyatakan, demi kelancaran PKH disimpulkan bahwa pertama, Dinsos mendorong agar bisa memenuhi keperluan pendamping dalam sarana komunikasi untuk memperlancar progres pemutakhiran dan verifikasi melalui aplikasi E-PKH. Termasuk untuk operasional seragam dan sepatu. Kedua, menyamakan persepsi dengan pihak bank mengenai data SP2D (Surat Perintah Pencairan Dana) pusat, final closing dan data bayar bank.
”Selanjutnya kami lakukan sosialisasi beasiswa bidikmisi untuk KPM (keluarga penerima manfaat) di tahun 2019 dengan target anak KPM yang lulus SMA”tandasnya.
Ditambahkannya, penguatan peningkatan kapasitas KPM PKH perlu porsi prioritas lebih dari sekedar pertemuan kelompok, tertama bagi KPM yang akan segera graduasi. (yn/gus)