SAMPIT – Pelaksanaan Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) digelar dengan lima cabang olahraga. Namun, minat siswa untuk mengikuti salah satu cabang, yakni renang masih sangat minim. Bahkan, kesiapan panitia dikeluhkan sebagian orang tua siswa.
Koordinator lomba renang O2SN Sairoh mengatakan, ada lima cabang olahraga yang dilombakan, di antaranya renang, karate, pencak silat, badminton, dan atletik. Untuk renang ada enam nomor gaya yang dilombakan, 50 meter gaya bebas, 50 meter gaya dada, 50 meter gaya punggung, 50 meter gaya dolpin, 100 meter gaya bebas, 100 meter gaya dada.
”Untuk peserta hanya diikuti 13 sekolah dan 18 orang peserta, 12 orang putra, dan 6 orang putri. Sekolah luar kota hanya ada beberapa saja yang mengikuti," kata Sairoh, Selasa (25/6).
Sekolah luar kota yang mengikuti cabang renang hanya dua, yakni dari Cempaga dan Mentaya Hilir Selatan. Kemudian dari sekolah swasta dan sisanya sekolah negeri dalam kota. Minimnya pembinaan atlet renang kemungkinan karena terbatasnya fasilitas untuk berlatih.
”Pada dasarnya para peserta sudah memenuhi kualifikasi. Namun, secara teknis untuk gaya dolpin mereka masih kurang, bahkan hampir semuanya salah, sehingga memang masih perlu pembinaan," ujarnya.
Secara fasilitas, lanjutnya, Kotim memang belum memiliki kolam renang yang representatif dan sesuai standar, sehingga hanya memanfaatkan kolam renang yang dikelola pribadi. Jika dikatakan tidak maksimal, mungkin karena fasilitas memang tidak mendukung. Namun, panitia berupaya dapat melaksanakan seleksi semaksimal mungkin sesuai standar.
Ruswandi, orang tua siswa SMP swasta mengeluhkan lomba yang minim persiapan dan anggaran. Sebab, sangat sedikit sekolah yang ikut cabang renang yang digelar Dinas Pendidikan Kotim tersebut.
”Kalau ingin merekrut atlet yang berbakat, laksanakan kegiatan dengan maksimal. Lakukan persiapan yang matang dan berikan anggaran yang maksimal. Apalagi level O2SN ini skala berjenjang dan nasional," pungkasnya. (dc/ign)