SAMPIT – Pentingnya pemahaman dalam penanganan kebakaran menjadi perhatian serius Radar Sampit. Karena itu, General Manager Radar Sampit Siti Fauziah mengundang tim pemadam kebakaran yang sudah terbiasa berjibaku dengan kobaran api guna berbagi ilmu kepada seluruh karyawan Radar Sampit.
Siti mengatakan, dia mengajukan permintaan kepada Dinas Damkar Kotim untuk mengadakan simulasi pelatihan dalam penanganan alat pemadam api ringan (APAR) di ruang lingkup gedung perkantoran Radar Sampit.
”Saya mengajukan permintaan agar seluruh karyawan, termasuk saya sendiri memahami cara penggunaan APAR yang tepat dan benar,” kata Siti, Kamis (18/7).
Menurutnya, simulasi penanganan kebakaran menggunakan APAR sangat perlu dipahami seluruh karyawan. Hal itu mengingat barang-barang di perkantoran banyak yang terkoneksi dengan aliran listrik dan rawan mengakibatkan kebakaran.
Dia berharap dengan adanya simulasi dari Damkar Kotim, semua karyawan Radar Sampit memahami dan bisa menggunakan APAR dengan baik dan tepat guna.
”Potensi kebakaran bisa terjadi kapan saja dan di manapun. Untuk itu, harapan utama saya agar kebakaran jangan sampai terjadi. Lebih baik kita melakukan pencegahan daripada menangani,” ujarnya.
Kepala Damkar Kotim Rihel melalui Kepala Seksi Penyuluhan dan Pelatihan Damkar Kotim Supriadi mengatakan, pihaknya merespons positif permintaan Radar Sampit untuk melakukan simulasi.
”Saya berterima kasih pada Radar Sampit dan kami berharap simulasi ini dapat dilakukan di tingkat instansi pemerintahan maupun swasta agar seluruh pegawai maupun karyawan memahami penggunaan APAR,” kata Supriadi sembari memberikan trik dan cara penggunaan APAR di halaman Kantor Radar Sampit.
Menurutnya, APAR yang dimiliki Radar Sampit sudah layak digunakan. Radar Sampit memiliki tiga tabung APAR berukuran 9 kilogram dan 2 tabung APAR berukuran 3 kilogram serta 1 alat pemadam api berat (APAB) yang berisi bahan powder (tepung kering) bercampur nitrogen.
Di hadapan seluruh karyawan, staf penyuluhan dan pelatihan Damkar Kotim Ahmad Dicky memberikan pelatihan dan simulasi. Mulai dari cara memegang APAR, cara melepas pen pengaman, mengangkat, dan menyemprotkan ke titik api.
Dicky menuturkan, APAR sebaiknya digunakan sebelum masa kedaluawarsanya habis. Untuk jenis kandungan tepung kering dapat digunakan selama satu tahun. ”Powder (tepung kering, Red) seperti yang digunakan Radar Sampit bisa sampai setahun dan yang terpenting harus ada nitrogennya untuk mendorongnya keluar. Kalau tidak ada nitrogennya tidak akan bisa digunakan,” ujarnya.
Selain penanganan menggunakan APAR, pihaknya juga memberikan simulasi memadamkan api secara tradisional menggunakan karung goni. ”Pemadaman api juga bisa juga menggunakan kain tebal yang sudah dibasahi, asalkan jangan berbahan parasut. Kalau parasut malah justru mudah terbakar,” ujarnya. (hgn/ign)