PALANGKA RAYA – Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) terus melakukan berbagai terobosan dan melaksanakan sejumlah kegiatan untuk meningkatkan dan menggali sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) di provins ini.
Saat ini realiasasi PAD terus meningkatan, dan untuk sekarang ini kontribusai PAD terhadap pendapatan daerah tersebut sudah mencapai sekitar 31 persen. Pemerintah pun terus memperkuat kebijakan yang berkaitan dengan upaya peningkatan PAD.
“Pemerintah terus membuat inovasi berkaitan dengan hal tersebut. Karena, tanpa adanya kenaikan PAD dan APBD, maka tidak akan mungkin kita bisa membangun infrastruktur, pendidikan, kesehatan, dan perekonomi dalam arti luas di daerah ini,” kata Gubernur Sugianto Sabran kemarin.
Terkait hal ini, Sugianto mengingatkan semua pihak tidak hanya berkomitmen, namun betul-betul menjalankan komitmen tersebut dengan koordinasi yang kuat. Memang saat ini sejumlah sektor sudah menunjukan hasil, misalnya pendapatan dari bahan bakar minyak, royalti tambang, pajak kendaraan bermotor, dan yang lainnya yang terus meningkat.
”Namun masih perlu dipacu, karena kalau bicara soal pembangunan ke depan tentu PAD ini berpengaruh. Maka dari itu jangan hanya komitme, tapi harus betul-betul dijalankan,” katanya.
Terpisah, Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kalteng Kaspinoor mengatakan, pada 2019 ini total pendapatan Kalteng sebesar Rp 5,147 triliun lebih, sedangkan PAD sebesar Rp1,594 triliun lebih atau sekitar 31 persen kontribusinya terhadap pendapatan.
Ia menyebutkan, bahwa tahun-tahun sebelumnya target pendapatan daerah hanya Rp 3 triliun, namun sekarang ini sudah mencapai Rp5,147 triliun. Apabila tiap tahun mengalami kenaikan, maka akan berpengaruh baik bagi keuangan dan pembiayaan pemerintah ke depan.
“Kontribusi PAD terhadap pendapatan daerah tersebut terus mengalami peningkatan bila dibandingkan pada tahun-tahun sebelumnya. Meski kontribusinya hanya sekitar 31 persen, namun karena angka targetnya tinggi, sehingga nilainya juga besar,” tandasnya. (sho/ign)