PANGKALAN BUN - Kebakaran Lahan di kawasan zona penyangga Taman Nasional Tanjung Puting (TNTP), Kecamatan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) belum sepenuhnya berhasil dipadamkan Satgas TNTP. Hingga kemarin kebakaran masih terlokalisir di zona penyangga resort Sungai Cabang SPTN Wilayah III, sehingga tim tetap bertahan di wilayah tersebut agar kebakaran tidak semakin meluas.
Kepala Balai TNTP Helmi mengatakan bahwa saat ini pihaknya masih terus menghimpun informasi dari tim yang saat ini berada di lokasi kebakaran, dan belum bisa memberikan pernyataan lebih lanjut.
“Untuk progres terkini karhan di TNTP masih terus kita himpun, demikian terima kasih,” ujarnya singkat. Sementara itu, berdasarkan informasi dari pegiat pariwisata TNTP yang terlibat dalam pemadaman karhan di TNTP, saat ini tim fokus melokalisir api agar tidak masuk ke kawasan Sungai Buluh Kecil.
Selain menghadapi kendala ketersediaan sumber air, medan menuju lokasi sulit dijangkau ditambah hembusan angin yang cukup kencang, tim juga menghadapi kendala gambut yang terbakar merupakan gambut dalam.
“Besok tim TNTP akan kembali naik dan memastikan luasan dan spot-spot api yang belum berhasil dipadamkan, hari ini juga turun hujan walau tidak deras, mudah - mudahan membantu memadamkan api,” ujarnya sembari meminta identitasnya tidak disebutkan.
Sementara itu Operasional BMKG Stamet Iskandar, Pangkalan Bun Aulia Arip Rakhman mengatakan bahwa berdasarkan data satelit terra, aqua, dan SNPP bahwa pada Minggu 25 Agustus 2019, hotspot di TNTP terpantau nihil, hal ini berbanding terbalik dengan jumlah hot spot pada tanggal 22 pukul 00-21.00 WIB di daerah TNTP dan sekitarnya terdapat 32 hotspot, dimana 17 hotspot dengan tingkat kepercayaan diatas 80 persen, 5 hotspot dengan tingkat kepercayaan antara 70-80 persen dan 10 hotspot sisanya dengan tingkat kepercayaan di bawah 70 persen.
Dan data satelit tanggal 23 pukul 00-21 UTC di daerah TNTP dan sekitarnya ada 20 hotspot, dimana 10 hotspot dengan tingkat kepercayaan diatas 80 persen, 2 hotspot dengan tingkat kepercayaan 70-80 persen, dan 10 hotspot dengan tingkat kepercayaan dibawah 70 persen.
“Kalau hari ini tidak ada hotspot yang terdeteksi oleh satelit di TNTP, dan kemarin tanggal 24 Agustus 2019 juga tidak ada hostpot yang terdeteksi satelit,” ungkapnya.
Ia juga menjelaskan bahwa tidak terdeteksinya hotspot itu bisa disebabkan oleh kemungkinan tutupan awan sangat tebal sehingga alogaritma untuk menyeleksi TressHold dari hotspot tidak maksimal. Hal itu menyebabkan suhu tidak memenuhi nilai treshold untuk hotspot, menurutnya ini diperkuat dengan pantauan citra modis di Kalimantan pada hari ini cukup berawan.
Untuk diketahui bahwa kawasan zona penyangga TNTP STPN Wilayah III Sungai Cabang terbakar, titik api yang muncul dari Teluk Ranggau dan Teluk Keramat meluas hingga ke Sungai Cabang.
Tim TNTP, bersama TNI-Polri, Manggala Agni, serta Gakkum LHK diterjunkan untuk memadamkan api dari jalur darat, sementara untuk udara dibantu pemadaman dengan helikopter water bombing.(tyo/sla)