Demi kenyamanan pelayanan publik, khususnya para pengunjung, Bandara Haji Asan Sampit kembali berbenah. Renovasi terminal ruang tunggu dilakukan secara besar-besaran.
HENY, Sampit
Awan mendung menggelayut di atas Bandara Haji Asan Sampit, Senin (26/8) siang. Cuaca yang mendukung membuat memudahkan pekerja yang terlihat sibuk. Dua unit alat berat parkir di depan bangunan bandara.
Jalan di depan bandara yang sebelumnya beraspal, berubah menjadi tanah. Sebagian dikeruk. Pekerja berbagi tugas. Ada yang menguruk tanah, membangun kanopi untuk terminal, ada pula yang memasang keramik yang berada persis di selasar terminal.
Selama masa renovasi, terminal bandara beralih dan jalan menuju pintu masuk terminal bandara ditutup menggunakan batas seng.
Kepala Bandara Haji Asan Sampit Havandi Gusli mengatakan, bandara merupakan kebanggaan suatu wilayah. Apabila pelayanan bandara minim, akan menimbulkan image yang kurang baik terhadap masyarakat. Begitu pula sebaliknya, apabila bandara terus dibenahi, akan membuat nyaman masyarakat.
”Renovasi terminal Bandara ini untuk memberikan pelayanan prima kepada masyarakat, maka kami lebih rapikan dan percantik lagi. Selasar kami perluas agar pengunjung bisa lebih leluasa menunggu,” ujar Havandi.
Selain itu, lanjut Havandi, bandara juga merupakan pintu masuk wisatawan lokal maupun luar daerah. Bahkan wisatawan asing, sehingga bisa dikatakan bandara memiliki peran penting, khususnya dalam peningkatan perekonomian di Kotim.
”Tak hanya jalur pelabuhan, bandara juga menjadi pintu masuk wisatawan lokal maupun luar daerah. Jadi, bisa dikatakan bandara adalah harga diri kita (warga, Red) Sampit,” ujarnya.
Sebagai informasi, renovasi terminal bandara menelan biaya sebesar Rp 5.555.370.000 menggunakan dana APBN atau SP DIPA 2019. Proyek tersebut dikerjakan PT Heral Eranio Jaya selama waktu penyelesaian 210 hari kalender.
”Surat Perjanjian Kontrak (SPK) sudah keluar sejak 30 April 2019, tetapi mulai dikerjakan sejak Juli. Kami harapkan November lebih tepatnya tahun ini bisa selesai dikerjakan,” ujarnya.
Perbaikan pelayanan juga terus dirapikan secara bertahap, mulai dari terminal ruang tunggu hingga ruang kedatangan penumpang. Dia menyadari, sebelumnya terminal ruang tunggu belum memberikan kenyamanan pada pengunjung. Pasalnya, sebelum direnovasi, terminal ruang tunggu masih menggunakan tenda untuk tempat menunggu dan berteduh.
”Di Indonesia ini setahu saya hanya Bandara H Asan Sampit yang menggunakan tenda sebagai terminal ruang tunggu, tetapi ke depannya terminal ruang tunggu akan dirapikan agar pengunjung merasa lebih nyaman dan cukup untuk menampung sebanyak 300 penumpang,” ujarnya.
Lebih lanjut Havandi mengatakan, selama tahap renovasi, hal tersebut tentunya akan membuat pengunjung, terlebih pegawai bandara merasa terganggu. ”Yang namanya diperbaiki jelas pasti pelayanan sedikit terganggu, tetapi syukurnya para penumpang sudah kami kasih tahu dan kami juga sudah mengantisipasi, karena penumpang tetap mendapatkan pelayanan itu yang terpenting,” tegasnya.
Dia menambahkan, pihaknya juga menyediakan ruang tunggu di samping toilet umum bagi pengantar penumpang. ”Kami juga menyediakan bangku untuk keluarga penumpang untuk menunggu di luar dan sebagian ruang check in juga kami sediakan kursi agar penumpang bisa menunggu waktu keberangkatan,” tandasnya. (***/ign)