Kabar duka datang dari Tanah Mentaya. Sosok panutan umat muslim di Kotim, Ustaz HM Fauzan Abror Bin KH Muhammad Abror Dahlan tutup usia. Ratusan santri dan penjabat penting datang silih berganti ke rumah duka. Berikut cuplikan kisahnya.
HENY, Sampit
Meninggalnya almarhum HM Fauzan Abror sebagai pimpinan Pondok Pesantren Darul Amin, Rabu (9/10), mengguncang jagad maya publik Kotim. Ustaz ini dikabarkan meninggal di usia 37 tahun di RSUD dr Murjani Sampit karena penyakit maag kronis yang dideritanya.
Ucapan belasungkawa silih berganti menghampiri rumah duka. Tak sedikit pula masyarakat Kotim yang menghaturkan doa agar almarhum mendapatkan tempat terbaik di surganya Allah SWT.
Malam itu, Radar Sampit ikut hadir di rumah duka di Pondok Pesantren Darul Amin Jalan HM Arsyad. Suasana tampak khidmat dan disesaki ratusan pria berbusana muslim, lengkap dengan peci di kepala. Mereka merupakan santri yang mengenyam pendidikan di Ponpes Darul Amin.
Para santri tersebut terlihat sibuk duduk bersila memenuhi teras rumah duka. Kedua telapak tangan mereka memegang kitab suci Alquran. Lisan mereka terlihat kompak melantunkan bacaan ayat demi ayat suci. Semua dilakukan semalam suntuk tanpa jeda.
Kegiatan itu biasa disebut tahlilan, yang bertujuan mendoakan orang yang telah meninggal, yang biasa dilakukan di hari pertama kematian hingga hari ketujuh.
Kedatangan Radar Sampit disambut seorang pemuda berjubah panjang putih dengan kain jingga yang dililit di kepala (sorban). Raut wajahnya terlihat sedih.
Pria bernama H Ahmad Rayan Zuhdi Abror Bin KH Muhammad Abror Dahlan itu merupakan pengasuh Ponpes Darul Amin. Sekaligus adik kandung almarhum HM Fauzan Abror.
Kepada Radar Sampit, Rayan menuturkan, meninggalnya almarhum disebabkan komplikasi yang bermula dari penyakit maag kronis yang diderita. ”Beliau meninggal di RSUD dr Murjani Sampit sekitar pukul 17.20 WIB karena penyakit maag kronis,” ucap Rayan, Rabu (9/10).
Rayan mengatakan, kakak kandungnya pernah berkeinginan menemui Habib Umar Bin Hafidz. Pertemuan tersebut akhirnya terwujud setelah kedatangan Habib Umar saat menghadiri kegiatan Tablig Akbar di Palangka Raya akhir September lalu.
”Alhamdulillah, keinginan beliau ingin menemui Habib Umar kesampaian,” kata Rayan.
Dua hari setelah pertemuan dengan Habib Umar, tubuh almarhum tiba-tiba melemah. Kondisi kesehatannya kian menurun, sehingga terpaksa dirawat di RSUD dr Murjani Sampit.
”Beliau sempat dirawat selama empat hari dan akhirnya Allah berkata lain. Beliau meninggal pada Rabu (9/10), mendekati waktu magrib,” ujarnya.
***
Almarhum HM Fauzan Abror merupakan anak sulung dari sepuluh bersaudara. Ayahnya, KH Abror Dahlan, bermukim di Mekkah selama 13 tahun hingga mendapatkan empat anak yang terlahir di Mekkah. Salah satunya HM Fauzan Abror yang lahir di Mekkah pada 11 Maret 1982.
Setelah itu ayahnya kembali ke Indonesia sekitar tahun 1990 menuju Kalimantan Selatan. Tahun 1996, ayahnya membangun Ponpes Darul Amin yang didirikan di Kotim hingga saat ini.
Saat itu HM Fauzan Abror belum mengikuti jejak ayahnya ke Kalimantan. Dia masih menjalani kesibukan mengabdi sebagai asisten dosen di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Ampel, saat ini dikenal dengan Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.
Tahun 2003 silam, ayahnya meninggal dunia hingga tangga kepemimpinan dilanjutkan kakak iparnya. Berselang dua tahun, tepatnya 2005, KH Fauzan Abror menjejakkan kakinya di Kotim. Sejak itulah Fauzan memimpin Ponpes Darul Amin hingga di hari terakhir usianya.
Tak terhitung sudah ribuan santri yang mengenyam pendidikan di Ponpes Darul Amin. Selama masa kepemimpinannya, banyak kemajuan ponpes tersebut. Mulai dari santri yang berjumlah puluhan hingga mencapai ratusan, memondokan diri mendalami agama Islam.
HM Fauzan sempat menitipkan pesan kepada adik ketiganya, Rayan, untuk terus memperjuangkan visi dan misi Ponpes Darul Amin agar semakin lebih baik ke depannya.
”Keinginan beliau (almarhum) hanya ingin memperjuangkan para santri yang mengenyam pendidikan agama Islam di ponpes ini menjadi santri yang bisa bermanfaat untuk sesama umat dan menjadi amal jariyah dari ribuan ilmu yang telah diajarkannya,” kata Rayan.
Rayan mengatakan, selama masa kepemimpinan kakaknya, banyak perubahan terjadi. Mulai dari pembangunan, program pendidikan, dan lainnya hingga Ponpes Darul Amin dikenal dan terus berdiri hingga sekarang.
”Beliau merupakan abang panutan bagi kami semua, adik-adiknya. Beliau terus ingatkan kepada kami agar terus maju dan pantang menyerah, disiplin, tegas, dan adil membina keluarga,” ucap Rayan seraya mengangkat teleponnya yang berdering, yang rupanya dari Gubernur Kalteng Sugianto Sabran.
Sementara itu, Didi santri yang sering mengikuti kajian ilmu agama Islam di Ponpes Darul Amin mengenang almarhum sebagai sosok yang tegas dan disiplin.
”Selama saya mengenal beliau, sosoknya tegas dan disiplin, serta murah senyum kepada sesama umat,” katanya.
Lain halnya dengan Wakil Bupati Kotim HM Taufiq Mukri yang hadir saat pemakaman almarhum. Dia mengatakan, HM Fauzan Abror merupakan sosok penyabar dan pepimpin yang sukses membina para santri menjadi cendikiawan yang saleh dan salihah.
”Beliau orangnya sabar dan saya bangga dengan beliau karena sukses memimpin Ponpes ini hingga melahirkan santri-santri yang saleh dan salihah,” ucap Taufiq.
Jenazah HM Fauzan Abror dikebumikan di area Ponpes Darul Amin, tepatnya di Makam Mu’Asisil Ma’hadi Daril Amin, bersebelahan dengan makam ayahanda KH Abror Dahlan, Kamis (10/10).
Ratusan santri terlihat memadati area pemakaman. Sejumlah pejabat penting, seperti Kapolres Kotim dan jajaran Polres Kotim, serta beberapa kepala SOPD dan Camat MB Ketapang Sutimin, menghadiri pemakaman itu. Semua mendoakan agar amal ibadah almarhum diterima dan diberikan tempat terbaik di sisi Allah SWT. (***/ign)