PANGKALAN BUN - Pasangan suami istri beserta anaknya yang masih berusia 10 bulan luka - luka karena terjatuh dari sepeda motor yang mereka tumpangi di Jalan Pangeran Diponegoro, Kelurahan Madurejo, Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Rabu (13/11) pukul 19.30 WIB.
Kecelakaan tersebut akibat sang pengendara tersangkut benang layangan raksasa yang menjuntai di tengah jalan. Akibat kejadian itu ketiga korban sempat terseret hingga 10 meter.
Pasangan suami istri warga Jalan Iskandar, RT 17, Gang Salak 1, Kelurahan Madurejo ini mengalami luka lecet di beberapa bagian tubuhnya. Sementara anaknya yang masih bayi mengalami luka sobek pada bagian kepala belakang.
Menurut salah satu korban Tri Hardiyanti, saat itu ia bersama suaminya sedang melintas di Jalan Diponegoro. Tidak jauh dari SPBU, suaminya merasa ada sesuatu yang menjerat lehernya, sontak ia membuang kendali kendaraannya dan menjatuhkan diri untuk menghindari jeratan benang tersebut.
Namun akibat keputusan itu ia beserta istri dan anaknya terseret dari kendaraan, dan mengalami luka - luka.
“Dari jauh enggak kelihatan kalau ada benang, namun saat jarak antara1 atau 2 meter baru kelihatan. Otomatis kaget tahu-tahu benang tersebut sudah nyangkut di leher, akibatnya saya lepas kendali dan jatuh ke kiri, karena jika dipaksakan bisa putus leher saya,” ujarnya.
Terpisah, Kasatpol PP dan Damkar Kobar, Majerum Purni saat dikonfirmasi menegaskan bahwa setelah kejadian itu pihaknya akan melakukan penyisiran untuk menertibkan masyarakat yang bermain layang-layang yang mulai membahayakan para pengguna jalan.
Ia mengungkapkan bahwa aktivitas memainkan layangan raksasa tersebut sebenarnya sudah dilarang. Karena saat layangan raksasa tersebut sudah naik hanya diikatkan dan kemudian ditinggal pergi, sehingga saat jatuh tidak diketahui dan bisa membahayakan.
Apalagi, wilayah udara untuk bermain layangan tersebut berada di lintasan penerbangan pesawat yang cukup padat.
Sejauh ini Satpol PP dan Damkar Kobar menengarai beberapa titik yang sering digunakan masyarakat untuk bermain layangan, yaitu di Sidorejo dan Madurejo.
“Wilayah ini yang menjadi fokus untuk penertiban dan sore ini anggota sudah menyebar untuk menyisir para pengunduh layangan ini,” pungkasnya.
Untuk diketahui, sebelum peristiwa kecelakaan yang menimpa pasutri tersebut, layangan raksasa yang putus juga tersangkut di jaringan instalasi listrik PLN di kawasan Desa Kumpai Batu Bawah. Akibat kejadian itu, tegangan listrik yang masuk ke perumahan warga sempat drop dan menyebabkan lampu berkedip-kedip. Selain itu masyarakat juga sempat mendengar suara ledakan. (tyo/sla)