SAMPIT – Turnamen Catur Terbuka 2019 yang digelar Radar Sampit bekerja sama dengan Percasi Kotim berakhir kemarin. Event bergengsi bagi para penggemar olahraga asah otak di Kotim itu menjadi salah satu jalan meraih medali emas cabang olahraga catur dalam Porprov 2022 mendatang, saat Kotim jadi tuan rumah.
Direktur Radar Sampit Siti Fauziah dalam sambutannya pada acara penutupan mengatakan, Radar Sampit mendukung persiapan Kotim menjadi tuan rumah, salah satunya ikut mendorong Kotim meraih juara umum. Turnamen itu juga sebagai persiapan tersebut, agar pecatur Kotim nanti bisa mendulang medali emas.
Siti mengatakan, dengan suksesnya event tersebut digelar, bukan tak mungkin Radar Sampit kembali menggelar kegiatan serupa dengan skala lebih besar yang melibatkan pecatur se-Kalimantan. Para pecatur Kotim juga nantinya juga berpeluang menguji kemampuannya dengan lawan-lawan yang lebih berat.
”Kami juga berterima kasih kepada semua pihak yang ikut mendukung suksesnya turnamen ini,” ujarnya.
Turnamen itu terselenggara berkat dukungan Bupati Kotim, Wakil Bupati Kotim, Bappenda Kotim, Dinas Kesehatan Kotim, DPMD Kotim, PT Duta Borneo Pratama (Gundra), Dinas Koperasi dan UMKM Kotim, Dinas Pertanian Kotim, Kapolres Kotim, Bank Kalteng, Parimus, Abeng, Wilian, Camat Parenggean Siyono, Dinas PUPR Kotim, Ketua Kadin Kotim Susilo, dan Direktur PDAM Tirta Mentaya Sampit.
Wakil Ketua KONI Kotim Samsudin Molano mengatakan, KONI siap mendukung kegiatan olahraga yang diselenggarakan Radar Sampit. Turnamen Catur Terbuka 2019 merupakan wadah yang tepat untuk para atlet mempersiapkan diri mengikuti Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) nantinya.
”Surat Keputusan (SK) dari pemerintah sudah dikeluarkan, di mana pada tahun 2020 nanti Kotim akan menjadi tuan rumah Porprov. Jadi, kita harus mempersiapkan dari sekarang para atlet yang nantinya akan bertanding. Kalau bisa harus mendapatkan medali emas dalam bidang catur ini dan lainnya,” ucapnya, Minggu (17/11).
Samsudin juga mengharapkan para atlet terus meningkatkan prestasinya. ”Ke depannya jangan sampai ada alasan kerepotan atau kekurangan dana lagi untuk mengadakan event semacam ini, karena kita harus sama-sama mendukung pembangunan olahraga ini,” ujarnya.
Sementara itu, di hari terakhir, turnamen itu mempertandingkan catur kategori kilat dengan waktu lima menit untuk masing-masing pemain. Dengan batas waktu yang singkat, pecatur harus mampu mengatur strategi untuk memenangkan pertandingan. Tekanan waktu membuat pertandingan itu kian seru.
Setelah dua babak selesai, Edward Risti Pierli akhirnya keluar sebagai juara. Dia mengumpukan poin 7 dari tujuh babak catur kilat. Unggul 1,5 poin dari pesaing terdekatnya di urutan dua dan tiga, yakni Ahmad (5,5) dan Herry Akriawan (5,5).
Pada kategori catur depan (25 menit) yang berakhir Sabtu malam, juara pertama juga diraih Edward Risti Pierli. Dia mengumpukan total poin 6,5, selisih tipis dengan Saifudin di urutan dua dengan poin 6 dan H Syarifuddin di urutan tiga dengan poin 5,5.
Edward yang menyapu bersih semua kategori turnamen itu merupakan jawara catur Kalteng yang turun mengikuti pertandingan yang digelar di Sampit. Edward mengaku izin kuliah, khusus untuk mengikuti turnamen tersebut.
”Saya senang karena berhasil menjuarai turnamen ini. Ke depannya mungkin saya akan ikut lagi. Saya sengaja izin kuliah dari Banjarmasin pulang ke Sampit untuk mengikuti turnamen ini. Syukurlah ternyata tidak sia-sia,” tuturnya. (dia/ign)
