SAMPIT – Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Barito Selatan Edi Kristianto bersama jajarannya melakukan studi banding ke Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kotim, Kamis (5/12). Objek yang menjadi kajian adalah cara pengelolaan sampah di Kota Sampit.
Edi mengungkapkan, dirinya angkat topi dengan keadaan dan situasi depo-depo sampah yang ada di Sampit, khususnya di Jalan Tatar, Sampit, yang didesain sedemikian cantik, bersih dan nyaman. Apalagi depo sampah gagasan DLH Kabupaten Kotim tersebut letaknya berada di tengah perkotaan yang notabene banyak lalulintas kendaraan dan penduduk.
“Karena di Buntok Barsel, juga ada depo sampah yang letaknya di tengah perkotaan, namun posisinya masih sederhana tidak beratap. Jadi kami rasa harus segera dibuat dan diperbaiki yang lebih baik dan sesuai fungsi pengolahan sampah yang baik,” ungkap Edi, Kamis (6/12).
Edi berharap ini akan jadi salah satu solusi untuk memperbaiki pengolahan sampah industri maupun sampah rumah tangga yang ada di Kota Buntok. Masyarakat pun juga meminta DLH Barsel segera memperbaiki sistem pengolahan sampah. Oleh karena itu, DLH mencari ilmu dan kajiannya di Kotim sudah punya pengelolaan sampah yang benar.
Dia dan timnya akan melakukan studi banding selama satu hari penuh. Ia juga berharap setelah mengikuti kajian studi banding ke DLH Kotim ini, bisa memanfaatkan dan menerapkan ilmu cara pengolahan sampah yang benar. Karena selama ini, DLH Barsel masih menggunakan sistem Open Dumping sedangkan di DLH Kotim sudah Sanitary Landfill.
“Intinya kami ingin membuat suasana dan kondisi depo sampah di Buntok yang asri rindang dan bersih sehingga masyarakat yang mau membuang sampah juga merasa nyaman, kemudian petugas yang mengolah dan memilah-milah sampah organik dan anorganik merasa nyaman dan betah saat bertugas,” harapnya.
Sementara itu, Kepala DLH Kotim Sanggul Lumban Gaol berterima kasih atas apresiasi kabupaten tetangga yang sudah menjadikan depo sampah di Sampit sebagai acuan studi banding. Pihaknya mengucapkan terimakasih kepada pemerintah Kabupaten Kotim yang bahu-membahu mewujudkan konsep pengolahan limbah.
Menurut Sanggul, Kabupaten Barito Selatan adalah kabupaten keenam yang sudah melakukan studi banding depo sampah. Sebelumnya ada beberapa daerah yang ke Sampit, yakni Sukamara, Kotawaringin Barat, Pulang Pisau, Katingan, Kapuas.
Pada intinya, ia selalu berbagi ilmu melalui tiga konsep, yakni Dekati, Sayangi dan Kelola. Artinya sampah jangan dijauhi tapi didekati untuk dikelola, berikan rasa sayang terhadap sampah yang akan dibuang ke depo sampah, kemudian barulah para petugas kami akan mengolah dan memilahnya sesuai jenisnya.
“Grafik kepedulian untuk membuang sampah ke depo sampah semakin meningkat, hal ini terbukti dari hasil timbangan dari peningkatan jumlah sampah yang masuk ke masing-masing depo sampah. Kita berharap berinovasi untuk meningkatan pengelolaan sampah dengan benar. Meksipun masing-masing wilayah belum tentu hasil pengolahan smapahnya baik dan benar mungkin juga karena berbagai faktor yang melatarbelakanginya, yang terpenting adalah sampah jangan dianggap remeh oleh masing-masing pemerintah daerah. Bentuk kader lingkungan di masing-masing RT dan RW, ikut juga akan dirasa efektif untuk menggalakkan peduli sampah untuk masing-masing rumah tangga,” tandasnya. (soc/rm-97/yit)