KOTAWARINGIN LAMA – Hari pertama tahun 2020 ribuan pengunjung datang ke Kotawaringin Lama (Kolam) untuk ziarah ke makam Kiai Gede dan cagar budaya seperti Masjid Kiai Gede dan Astana Al Nursari serta tempat wisata lainnya seperti Danau Gatal dan kolam renang Balimbur.

Membeludaknya pengunjung ke eks ibu kota Kesultanan Kutaringin ini tidak lepas dari rampungnya akses jalan penghubung Pangkalan Bun-Kolam yang dibangun Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah.

“Luar biasa pengunjung yang datang hari ini di luar perkiraan dan tidak diduga sebelumnya, karena selama ini belum pernah terjadi liburan tahun baru ada pengunjung yang datang sebanyak ini. Bahkan melebihi pengunjung yang datang pada hari lebaran lalu,” ucap Guprani alis Ujang Ketua Pengurus Makam Kiai Gede Kolam, Rabu (1/1).

Ujang memperkirakan bahwa jumlah pengunjung lebih dari dua ribu orang. Ia mengakui  sejak selesainya pekerjaan proyek pembangunan jalan dan jembatan layang di ruas jalan Pangkalan Bun – Kolam, intensitas kedatangan pengunjung tiap hari selama liburan akhir tahun ini terus meningkat dan puncaknya pada hari pertama tahun 2020 ini.

Meningkatnya jumlah pengunjung ke kecamatan tertua di Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) ini juga dituturkan Jali warga Kolam. Para pengunjung selain ke makam dan masjid Kiai Gede serta Astana Al Nursari juga tampak terlihat berdatangan ke tempat wisata alam Danau Gatal dan tempat pemadian kolam renang Balimbur.

Sementara itu meningkatnya volume kendaraan yang memasuki Kolam membuat sejumlah jalur mengalami kemacetan terutama di dalam ibukota kecamatan. Sejumlah wilayah yang tersendat berada di perempatan Jalan Beji, Jalan Danau, Jalan Pangkalan Muntai, dan Jalan Masjid serta di pertigaan di depan Masjid Jami Kiai Gede.

Feri Misdi salah seorang pengunjung dari Kecamatan Pangkalan Banteng menyayangkan tidak adanya petugas pengatur lalu lintas atau petugas parkir untuk membantu para pengunjung yang datang agar merasa nyaman dan tidak kebingungan terutama pengunjung yang baru pertama kali datang di Kolam.

“Kita berharap untuk ke depannya baik pihak terkait (pemerintah) atau pengelola cagar budaya dan makam Kiai Gede bisa mengantisipasi membeludaknya pengunjung yang datang,” harap Feri.

Sementara itu Hari, pengunjung lainnya dari Kecamatan Pangkalan Lada urung berziarah ke makam dan berkunjung ke Masjid Kiai Gede. Ia terpaksa putar balik karena kemacetan dan tidak teraturnya arus lalu lintas.

“Ini pertama kali saya berkunjung ke Kotawaringin dan berniat ke makam dan masjid tetapi tidak bisa kesana karena jalannya macet dan tidak ada yang memandu, mungkin lain kali saja,” ujarnya kepada media ini.

Hari menyarankan dengan banyaknya pengunjung yang datang pada saat libur hari besar dan libur umum seperti ini, agar pemerintah atau warga setempat terutama organisasi kepemudaan seperti Karang Taruna, Pramuka atau organisasi lainnya untuk bisa berpartisipasi mengelola tempat parkir dan penunjuk arah rute perjalanan agar tidak lalu lintas tidak semrawut.

Dan dari pantauan media ini di lapangan banyak pengunjung yang dari arah Pangkalan Bun hanya berputar-putar di Kolam kemudian mereka ada yang singgah sesaat, dan selanjutnya kembali atau melanjutkan perjalanan ke tempat wiasata di Kabupaten Sukamara. Sebaliknya bagi pengunjung yang datang dari arah Sukamara atau Kalimantan Barat melanjutkan perjalanan ke tempat wisata di wilayah Kabupaten Kobar.(gst/sla)