PANGKALAN BANTENG – Kemunculan buaya jenis senyulong (sapit) di Sungai Pakit Desa Arga Mulya, Kecamatan Pangkalan Banteng ternyata bukan sekali ini terjadi. Sebelumnya kemunculan buaya sudha sering terjadi namun tidak terlalu dekat dengan aktivitas warga.
Kepala Desa Arga Mulya, Kecamatan Pangkalan Banteng Reno Krisdianto mengatakan bahwa kemunculan buaya itu sebenarnya bukan yang pertama. Sedangkan kawasan Sungai Pakit tersebut memang diketahui masih menjadi habitat buaya.
“Sungai Pakit itu memang masih terdapat buaya, biasanya mereka bersarang di daerah kedung (aliran sungai dalam) dan bersarang di sekitarnya,” katanya. Ia juga menerangkan bahwa ada sekitar empat sampai lima lokasi yang biasa digunakan untuk tempat bersarang oleh reptile purba itu. “Ada sekitar 4-5 lokasi tempat untuk bertelur. Dari laporan warga ada yang tahu lokasinya,” katanya.
Sementara itu Kepala SKW II BKSDA Kalteng Deni Setiadi mengatakan bahwa pihaknya akan melakukan survey ke lokasi sekaligus sosialisasi dan mitigasi potensi konflik antara buaya dan masyarakat sekitar. Selain itu pihaknya juga akan memasang rambu-rabu peringatan di sekitar lokasi yang terindikasi menjadi tempat hidup buaya ganas tersebut. “Kita akan lakukan survey ke lokasi untuk memastikan apakah kawasan itu masih menjadi habitat buaya sapit tersebut,” katanya.
Dendi juga menjelaskan bahwa selain masih menjadi habitat buaya, sangat dimungkinkan kawasan itu menjadi lebih padat karena terjadinya migrasi buaya dari daerah hilir akibat makin banyaknya aktivitas manusia.
“Informasinya Sungai Pakit itu bermuara di Sungai Kumai, kita akan cari tahu apakah ada migrasi juga dari kawasan hilir. Tapi yang perlu diketahui adalah masyarakat diminta untuk berhati-hati ketika beraktivitas di kawasan tersebut terutama yang memiliki kebun di dekatnya,” terang Dendi.
Terkait buaya yang ditangkap warga tersebut, lanjut Dendi, diperkirakan berusia lebih dari 30 tahun, dan memiliki berat sekitar 500 kilogram dengan panjang 4,7 meter. “Untuk jenis kelaminnya jantan, dan ini merupakan buaya terbesar kedua yang dievakuasi oleh SKW II BKSDA Kalteng. Sebelumnya beberapa tahun lalu pernah ada evakuasi buaya yang lebih besar lagi,” tandasnya. (sla)