PALANGKA RAYA – Berdasarkan data dari stasiun Badan Meteorogi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandara Tjilik Riwut beberapa hari belakangan ini suhu udara di Kalimantan Tengah cenderung mulai tinggi. Terhitung sejak tanggal 19 kemarin suhu udara rata-rata mencapai 35-36 derajat celcius dan terjadi merata di semua wilayah Kalteng. Biasanya, suhu udara di wilayah ini hanya berkisar antara 33-34 derajat celcius.
“Terutama pada saat fenomena equinox tanggal 21 kemarin. Itu rata-rata 36 derajat celcius hampir disemua daerah. Ini bisa saja diakibatkan efek dari equinox ini tadi. Efeknyakan tidak hanya terjadi pada hari itu saja, karena fenomena itu melalui proses,” kata Prakirawan BMKG Reni, Senin (21/3)
Terkait dengan tingginya suhu udara di Kalteng, tentu juga akan berakibat pada bertambahnya jumlah titik api. Berdasarkan data pihaknya, memang terjadi peningkatan untuk jumlah titik api tersebut. Pada hari-hari sebelumnya yang berhasil terdekteksi rata-rata 3-4 titik api. Sedangkan untuk saat ini, disebutkannya terdapat 9 titik api terdeteksi.
Namun dia belum mau menegaskan, bertambahnya jumlah titik api murni akibat suhu yang meninggi. Bisa jdi ada faktor penyebab lain. Menurutnya, beberapa waktu belakangan jarang terjadi hujan. Hal itu bisa saja dimanfaatkan warga untuk membakar kebun atau pun lahannya. Tapi, sambungnya, persepsi tersebut hanya sebatas dugaan dan tidak menutup kemungkinan bukan disebabkan oleh aktivitas warga.
“Saya tidak bisa memastikan apa sebabnya. Tapi yang pasti memang terjadi peningkatan titik api. Terkadang hanya 3-4 yang terdeteki, namun sempat ada terdeteksi 5 beberapa waktu lalu. Sekarang sepertinya terjadi peningkatan,” katanya.
Sekali pun suhu Kalteng tergolong panas, tapi hujan masih bisa saja terjadi. Seperti pada Minggu (20/3) malam kemarin. Biarpun tidak terlalu lama, namun hujan pada saat ini tergolong lebat. Saat ditanya apakah jika terjadi hujan akan menurunkan suhu panas di Kalteng? Menjawab pertanyaan itu dia menyebutkan, menurun atau tidak tergantung kapan hujan itu terjadi.
Apabila hujan terjadi pada siang hari, maka ada kemungkinan akan berdampak pada penurunan suhu udara. Namun sebaliknya, apabila hujan terjadi pada malam hari, maka besar kemungkinan tidak akan berpengaruh pada penurunan suhu udara. (sho/vin/gus)