SAMPIT – Bencana banjir yang sempat merendam beberapa kecamatan baru-baru ini dilaporkan mulai surut. Meski demikian, warga kembali akan dihadapkan dengan ancaman kebakaran hutan dan lahan yang mengintai menjelang musim kemarau nanti.
”Minggu lalu sempat terjadi banjir susulan sekitar 22 Juni di wilayah Kuala Kuayan, Kecamatan Mentaya Hulu. Tetapi, kondisinya saat ini sudah surut,” kata Yephi Hartadi, Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Waringin Timur (Kotim).
Yephi mengatakan, ada beberapa wilayah kecamatan yang rawan banjir. Kecamatan tersebut di antaranya di Kecamatan Kotabesi, Cempaga Hulu, Tualan Hulu, Parenggean, Mentaya Hulu, Telaga Antang, Bukit Santuai, dan Antang Kalang.
Sejak Januari hingga Juni, banjir melanda beberapa wilayah Kotim, di antaranya di Kecamatan Cempaga, Cempaga Hulu, Parenggean, Tualan Hulu, Bukit Santuai, Telaga Antang, Cempaga Hulu, dan Kotabesi.
”Rata-rata banjir menggenang bisa sampai 2-3 hari tergantung letak geografis lokasi di wilayah tertentu. Seperti di Desa Hanjalipan yang biasa menjadi langganan banjir tahunan cukup cepat surut. Tidak sampai dua hari dan Kuala Kuayan juga begitu,” ujarnya.
Saat banjir meluas, Pemkab Kotim melalui BPBD Kotim menetapkan status tanggap darurat bencana banjir sampai 14 April lalu. ”Tanggap darurat tidak lama, hanya dua minggu,” ujarnya.
Dengan berakhirnya musim penghujan, dia mengimbau agar warga Kotim tetap waspada mengawali musim kemarau yang rawan menimbulkan karhutla. ”Dari hasil koordinasi dengan BMKG, musim kemarau diprediksi terjadi pada pertengahan Juli, sehingga kami harapkan warga tetap waspada terhadap karhutla,” pungkasnya. (hgn/ign)