SAMPIT - Kemunculan buaya kembali meresahkan warga Jalan Ali Matnor, Desa Bagendang Hulu, Kecamatan Mentaya Hilir Utara, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim).
Arianto, warga setempat, mengaku nyaris diterkam buaya saat sedang mandi di jembatan dekat rumahnya yang berada di pinggir sungai. Serangan buaya itu terjadi sekitar pukul 23.00 WIB saat kondisi air sungai sedang pasang. Beruntungnya sambaran buaya hanya mengenai gayung mandi dan tidak sampai menimbulkan luka-luka.
Dia berharap warga Desa Bagendang agar berhati-hati beraktivitas malam hari di saat air sungai sedang pasang.
"Hati-hati kalau air sedang pasang. Saya baru disambar buaya saat mandi selepas pulang bekerja. Alhamdulillah hanya gayung mandi yang diterkam, tetapi nyawa hilang rasanya," katanya.
Mengetahui informasi tersebut, Komandan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Pos Jaga Sampit Muriansyah Jumat (18/12) siang melakukan survey ke lokasi. Dia menduga kuat buaya yang dilihat warga berukuran panjang 2,5-4 meter dengan jenis buaya muara.
Dari hasil penelusuran ke lokasi, Muriansyah menemukan banyak kandang ternak dan itik milik warga setempat yang berada dekat tepian sungai. Hal itulah yang diduga menarik perhatian buaya.
"Kami menemukan banyak kandang ternak dan itik milik warga. Jaraknya sekitar 7 meter dari tepian sungai dan saat air pasang kandang ternak ikut terendam air," kata Muriansyah sepulang dari lokasi kejadian, Jumat (18/12).
Semenjak adanya kandang ternak di dekat tepian sungai, warga sudah berkali-kali diserang buaya.
"Perairan sungai Mentaya memang menjadi habitat buaya muara yang sering menampakkan diri pada malam hari. Apalagi semenjak ada hewan ternak warga sudah lima kali diserang buaya, tapi tidak sampai luka parah," ujarnya.
Mengetahui pemicu kemunculan buaya yang tak lain dikarenakan keberadaan hewan ternak, dia mengimbau agar warga segera memindahkan lokasi kandang hewan ternak ke lokasi yang jauh dari tepian sungai.
"Kami mengimbau warga untuk memindahkan kandang ternak. Karena kalau masih ada kandang ternak, buaya akan selalu datang ke lokasi itu untuk mencari mangsa," ujarnya.
"Kalau kami berhasil menangkap buaya, tetap saja buaya akan datang lagi. Karena penyebabnya tidak diselesaikan. Jadi, satu-satunya cara kandang ternak harus dipindahkan jauh dari tepian sungai," tambahnya.
Muriansyah berharap perangkat desa setempat dapat membantu mengimbau warga untuk segera memindahkan lokasi kandang hewan ternak ke tempat yang lebih aman.
"Mudah-mudahan perangkat desa dapat merespons dengan cepat untuk mengarahkan warganya memindahkan kandang ternak ke lokasi yang lebih aman. Karena, kalau tidak segera direspons dengan cepat, saya khawatir bukan hanya hewan ternak yang jadi korban, tapi warga bisa terancam nyawanya," tandasnya. (hgn/yit)