PANGKALAN BUN - Proses perbaikan Jalan Ahmad Shaleh kilometer 1, ruas Pangkalan Bun menuju Kotawaringin Lama (Kolam), tak kunjung selesai. Masalah ini disebabkan truk yang nekat melintas.
Akibat membandelnya sopir, truk sering amblas di titik tersebut dan mengakibatkan kemacetan panjang hingga berjam-jam. Seperti kemacetan yang terjadi kemarin (29/1) akibat truk bermuatan kernel amblas. Puluhan mobil dari dan akan menuju Pangkalan Bun tidak bisa bergerak. Terpaksa jalur atas yang masih dalam tahap perbaikan dan ditutup tersebut akhirnya dibuka untuk mengurai kemacetan.
Kapolres Kobar AKBP Devy Firmansyah harus turun langsung ke lapangan karena kemacetan sudah terjadi dari pukul 06.30 WIB hingga pukul 13.30 WIB.
Setelah koordinasi dengan Kepala Dinas PUPR Kobar, Kepala Dinas Perhubungan Kobar, dan kontraktor jalan, diputuskan jalur atas dibuka untuk kendaraan kecil dengan bobot di bawah 6 ton. Sementara untuk kendaraan muatan melebihi 6 ton diarahkan untuk melewati jalur Lamandau.
Tim gabungan dari dishub, TNI, dan Polri berencana mendirikan pos pemantauan di dua titik, yakni di Bundaran Tudung Saji dan Bundaran Makhota Kolam.
Kepala Dinas PUPR Kobar Juni Gultom mengatakan, kendaraan yang melebihi tonase akan ditindak bila nekat melintas. Sikap tegas tersebut dapat menjadi solusi percepatan fungsionalisasi Jalan Ahmad Shaleh ruas Pangkalan Bun - Kotawaringin Lama dalam waktu dekat.
"Saat ini proses pematangan dan tahun ini sudah ada dana sekitar Rp 12 miliar dari PUPR Provinsi Kalteng sehingga hanya diperlukan anggaran untuk mengatasi kondisi darurat," ujarnya Jumat (29/1).
Ia meyakini pada tahun 2021 ini perbaikan ruas jalan tersebut akan selesai. Paling lambat Maret 2021 sudah dilakukan pengecoran.
"Sementara ini kita buka dulu untuk kendaraan yang tidak berat, sehingga harapan kita karena masih proses perbaikan para pengguna bisa memahami bahwa dengan muatan berat jalan ini belum mampu karena masih proses perbaikan," pungkasnya. (tyo/yit)