PALANGKA RAYA – Pernyataan Wakil Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) Habib Said Ismail yang menyebut program pemerintahan Kalteng sebelumnya amburadul menuai polemik. Mantan Gubernur Kalteng Agustin Teras Narang menolak mengomentari pernyataan Wagub Kalteng tersebut. Mantan Gubernur Kalteng dua periode itu memilih menghindari polemik tersebut kian meruncing.
”Mohon maaf, saya tidak akan berkomentar. Saya hanya berdoa agar Kalteng lebih baik lagi. Trims," kata Teras melalui pesan singkatnya.
Ketua Komisi A DPRD Kalteng Yohanes Freddy Ering mengatakan, pernyataan Wagub terlalu berlebihan. Jika menyebut amburadul dan sembarangan, harus ada indikatornya. Hal itu untuk membuktikan pemerintahan terdahulu tidak maksimal dalam perencanaan PAD.
”Ya, saya rasa terlalu juga mengatakan seperti itu (amburadul, Red). Harus punya dasar untuk mengatakan amburadul,” katanya, Sabtu (5/6).
Menurut politikus PDIP ini, perencanaan PAD melalui program pembangunan tidak dilakukan dengan sembarangan. Ada kaidah dan pedoman sebagai dasar perencanaan program pembangunan. Selain itu, perencanaan juga diperoleh melalui musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang), baik tingkat provinsi atau kabupaten dan kota.
”Semua ada mekanismenya, tidak langsung begini begitu. Apa yang sudah diprogramkan pastinya sudah tepat sasaran. Nah, kalau seperti ini, rasanya tidak mungkin amburadul,” tuturnya.
Terkait defisit anggaran sebesar Rp 400 miliar pada APBD 2016, menurutnya, bukan disebabkan pemerintahan di era Agustin Teras Narang dan Achmad Diran. Pasalnya, masa jabatan keduanya sudah habis pada Agustus 2015, yang kemudian masuk masa transisi dan digantikan Penjabat (Pj) Gubernur Hadi Prabowo.
”Pembahasan dan pengesahannya APBD 2016 bukan di bawah kendali Teras-Diran, tapi saat itu untuk anggaran 2016 di bawah kendali penjabat gubernur,” pungkas Freddy.
Seperti diketahui, kritikan tajam dan kontroversial dilontarkan Habib Said Ismail. Dia menilai perencanaan pendapatan asli daerah oleh pemerintahan terdahulu sangat amburadul dan sembarangan. Padahal, ada program yang sangat diagung-agungkan, seperti Kalteng Harati, Kalteng Besuh, Kalteng Terang hingga ratusan program lain yang disebut-sebut ditujukan untuk kepentingan masyarakat Kalteng.
”Perencanaan pendapatan asli daerah Kalteng oleh pemerintahan terdahulu sebelum kami, sangat amburadul dan sembarangan. Maka ke depannya kami dan gubernur berharap bisa membenahi hingga masyarakat Kalteng benar-benar sejahtera sesungguhnya,” ujarnya, Kamis (2/6) lalu. (arj/sho/vin/ign)
Baca Juga: Heboh! Wakil Gubernur Kalteng Di-bully Netizen