SAMPIT - Tiga mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sampit (Umsa) lolos dalam ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke-37 di Universitas Airlangga Surabaya. Mereka menggarap program pengabdian masyarakat yang berfokus pada edukasi mitigasi bencana kabut asap untuk anak usia dini.
Gita Anggraini, dosen pembimbing mahasiswa, mengungkapkan rasa bangga dan syukur atas pencapaian ini. "Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional ini adalah kegiatan puncak dari Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). Sebelumnya, mahasiswa diminta untuk membuat proposal, kemudian diseleksi. Jika lolos, proposal tersebut didanai untuk melakukan kegiatan," jelas Gita.
"Jenis kegiatan di PKM ini ada banyak, sebenarnya ada delapan bidang yang didanai, mulai dari riset, kewirausahaan, pengabdian masyarakat, video gagasan konstruktif, karsa cipta, dan lain-lain. Kebetulan mahasiswa kami yang lolos di Pimnas 2024 ini bidangnya adalah pengabdian masyarakat," tambah Gita.
Program pengabdian masyarakat yang digarap oleh mahasiswa Umsa ini berfokus pada edukasi mitigasi bencana kabut asap untuk anak usia dini.
Gita menambahkan bahwa bencana kabut asap merupakan permasalahan serius yang hampir terjadi setiap tahun di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim). Anak usia dini merupakan kelompok rentan yang paling terdampak oleh bencana ini.
"Di Kementerian Pendidikan, sebenarnya di Pendidikan Anak Usia Dini itu harus ada pendidikan mitigasi bencana, agar anak-anak usia rentan ini berkurang dampak terjadinya bencana," jelas Gita.
"Inilah yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sampit, memberikan mitigasi bencana kepada anak usia dini. Kegiatannya dilaksanakan di TK Diniyatul Hidayah Sampit," tambah Gita.
Gita menjelaskan bahwa mahasiswa Umsa membuat model pendidikan mitigasi bencana dengan menggunakan kearifan lokal yang dimiliki, yaitu Bakesah.
"Adik-adik ini membuat sebuah model pendidikan mitigasi bencana dengan menggunakan kearifan lokal yang kita punya, yaitu Bakesah. Kalau zaman dulu, sering diceritain kepada orang tua ketika memberikan nasihat atau memberikan pendidikan," jelas Gita.
"Metode Bakesah ini yang digunakan oleh mahasiswa untuk memberikan mitigasi bencana kabut asap agar anak-anak usia dini ini tadi mempunyai pengetahuan, keterampilan, juga mempunyai kesiapsiagaan bencana," ujarnya.
Bupati Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) Halikinnor mengapresiasi mahasiswa Umsa yang berhasil lolos dalam ajang Pimnas ke-37 di Universitas Airlangga Surabaya. Bahkan bupati juga menerima ketiga mahasiswa Umsa untuk audiensi di rumah jabatan Bupati Kotim, Rabu (4/9).
"Saya bangga atas prestasi yang diraih oleh mahasiswa Umsa. Ini menunjukkan bahwa generasi muda di Kotim memiliki potensi yang luar biasa dan mampu bersaing di tingkat nasional," ujar Halikinnor.
Bupati Halikinnor juga menyampaikan ucapan selamat kepada para mahasiswa yang lolos Pimnas ke 37. Halikinnor juga menekankan bahwa prestasi tidak hanya ditentukan oleh nama besar universitas, tetapi juga oleh dedikasi dan semangat mahasiswa.
"Prestasi itu tergantung mahasiswanya. Jika kuliah di universitas ternama tapi mahasiswanya malas, tidak akan meraih prestasi," tegas Halikinnor.
Halikinnor juga berpesan kepada mahasiswa untuk terus mengembangkan potensi dan meraih prestasi yang lebih tinggi lagi. "Saya berharap kalian terus belajar dan berprestasi, dan menjadi generasi penerus yang membawa kemajuan bagi daerah dan bangsa," pesannya.
Halikinnor juga menekankan pentingnya peran pendidikan dalam membangun sumber daya manusia yang berkualitas.
"Pemerintah Kabupaten Kotim berkomitmen untuk mendukung pengembangan pendidikan di daerah, termasuk memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mengembangkan potensi dan meraih prestasi," tambah Halikinnor.
Halikinnor juga menyatakan kesiapannya untuk memberikan penghargaan kepada mahasiswa yang berprestasi. "Jika memang juara nasional nanti, kita berikan beasiswa. Artinya, amanah mewakili mahasiswa Kalteng," ujar Halikinnor.
Rektor Umsa Ramadansyah menyampaikan rasa syukur atas keberhasilan mahasiswa Umsa lolos Pimnas. Persaingan di Pimnas tidak hanya datang dari perguruan tinggi swasta, tetapi juga dari perguruan tinggi negeri.
"Di Kalimantan ini yang lolos itu adalah Universitas Muhammadiyah Banjarmasin, Universitas Lambung Mangkurat, Universitas Mulawarman, Universitas Sari Mulia dan Universitas Muhammadiyah Sampit," jelas Ramadansyah.
Ramadansyah juga menjelaskan bahwa ada tiga orang mahasiswa yang ikut Pimnas, berasal dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, dengan jurusan Matematika, Bahasa Inggris, dan Bimbingan Konseling.
Ramadansyah menarget mahasiswa Umsa meraih medali emas di Pimnas tahun ini. (yn/yit)