SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) menyoroti masih rendahnya semangat inovasi di kalangan satuan organisasi perangkat daerah (SOPD). Dari 47 SOPD yang ada, baru 15 unit kerja yang aktif menciptakan inovasi. Jumlah itu setara dengan 31,9 persen saja, berdasarkan data tahun 2024.
Sorotan ini disampaikan Penjabat Sekda Kotim Masri dalam pembukaan kegiatan Evaluasi Innovative Government Award (IGA) yang digelar di kantor Bapperida Kotim, Senin (7/7). Dalam sambutan yang dibacakan Asisten III Setda Kotim Muhammad Saleh, Masri menegaskan bahwa inovasi seharusnya tidak lagi menjadi pilihan, melainkan kewajiban setiap perangkat daerah.
“Evaluasi ini penting untuk memastikan inovasi yang ada benar-benar berdampak nyata. Saat ini masih banyak SOPD yang belum bergerak. Padahal, minimal satu inovasi per SOPD wajib diciptakan,” tegas Masri.
Kegiatan evaluasi IGA yang berlangsung dua hari ini diikuti oleh perwakilan dari seluruh SOPD di lingkungan Pemkab Kotim. Tujuannya adalah memperkuat pemahaman mengenai indikator penilaian IGA serta mengoptimalkan peran Desk Inovasi sebagai motor penggerak inovasi daerah.
Masri mengungkapkan bahwa Kotim saat ini berada pada kategori “inovatif” dengan indeks inovasi 58,09. Namun untuk naik ke kategori “sangat inovatif”, nilai minimal 65,01 harus dicapai pada tahun 2025.
“Kita berharap ke depan akan lahir lebih banyak inovasi berkualitas yang mampu meningkatkan kualitas pelayanan dan tata kelola pemerintahan. Ini bagian dari upaya mewujudkan visi Kotawaringin Timur Unggul 2045,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Bapperida Kotim Alang Arianto, menambahkan bahwa kegiatan ini juga menjadi momentum membangun komitmen bersama untuk menciptakan budaya inovasi yang berkelanjutan di kalangan birokrasi.
“Desk Inovasi akan kita dorong menjadi pusat fasilitasi dan koordinasi. Tidak hanya untuk menilai, tetapi juga mendampingi pengembangan ide-ide inovatif di tiap SOPD,” jelas Alang.
Menurutnya, melalui inovasi yang dikembangkan secara kolaboratif, pemerintah daerah akan lebih responsif terhadap kebutuhan masyarakat sekaligus mendorong pelayanan publik yang lebih cepat, murah, dan efisien.
“Tak hanya sekadar mengejar penghargaan, kami berharap semangat berinovasi benar-benar tertanam dalam budaya kerja setiap pegawai pemerintah. Karena di era digital saat ini, pelayanan publik dituntut terus beradaptasi dan menghadirkan solusi kreatif untuk menjawab berbagai tantangan,” pungkasnya. (yn/yit)