KUALA PEMBUANG – Kondisi infrastruktur menuju daerah perkotaan di Kabupaten Seruyan yang belum memadai, membuat desa pedalaman yang terisolir kesulitan mengembangkan ekonominya, terutama untuk mencari barang kebutuhan sehari-hari. Karena itu, sebagian warga memilih belanja ke provinsi tetangga, Kalimantan Barat.
Informasi dari warga di daerah hulu, warga pedalaman di Kecamatan Seruyan Hulu dan Kecamatan Suling Tambun, berbelanja Nanga Pinuh, Kabupaten Malawi, Kalimantan Barat (Kalbar).
”Kami berbelanja ke Kabupaten tetangga karena sulit akses untuk mencapai desa-desa lain di Seruyan,” ujar Jaihuri, warga Suling Tambun, Minggu (31/7).
Menurutnya, jarak tempuh ke Nanga Pinuh melalui jalan darat hanya dua jam perjalanan melintasi jalan milik hak pengusahaan hutan (HPH). Kondisi itulah yang membuat pihaknya memilih berbelanja ke daerah lain.
Meski demikian, lanjutnya, barang belanjaan di kabupaten itu kurang lengkap. ”Ada barang-barang tertentu yang tidak ada di sana. Kalau di tempat kita, (Kotim atau Pangkalan Bun) barangnya lengkap,” ujarnya.
Terkait harga, lanjutnya, tidak jauh berbeda dengan di Kalteng. Sebenarnya warga di daerah hulu lebih senang berbelanja di daerah sendiri, namun karena kondisi infrastruktur belum bagus, apalagi musim hujan, serta jarak tempuh yang jauh, membuat warga lebih memilih belanja di Kalbar.
Lebih lanjut dikatakan, warga yang berbelanja di Kotim atau Pangkalan Bun yang menggunakan truk harus bermalam di jalan karena kondisi berbukit, licin, dan berbahaya. ”Kalau ada hujan, perjalanan dari Pangkalan Bun ke Tumbang Manjul bisa sampai dua hari,” katanya. (hen/ign)