PALANGKA RAYA – Puluhan warga yang bermukim di Kelurahan Danau Tundai kesehatannya terganggu. Diduga itu disebabkan warga mengonsumsi air sungai gambut di kawasan setempat. Hal itu dibenarkan setelah peneliti lingkungan hidup dari Universitas Palangka Raya meneliti air yang jernih dan berwarna hitam seperti air akar itu.
Asisten II Bidang Kesejahteraan Masyarakat di Setda Kota Palangka Raya Gunawan Abel mengatakan, pihaknya mendapatkan informasi dari Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Rata-rata masyarakat setempat menjadikan air sungai berwarna hitam itu untuk dikonsumsi, mandi, serta keperluan lainnya.
”Saya juga mendapat informasi dari pihak LIPI dan peneliti lingkungan hidup Unpar, air di kawasan Danau Tundai itu mengandung kadar yang bisa membuat kesehatan terganggu. Gangguan kesehatan itu seperti sakit pinggang dan lainnya," kata Gunawan Abel usai membuka Fokus Group Discosion di ruang rapat Peteng Karuhei II, Rabu (21/9).
Gunawan mengaku belum tahu secara detil kandungan kadar air di kawasan Danau Tundai tersebut. Mantan Sekretaris Dewan Kota Palangka Raya ini menduga, kandungan asam air tersebut sangat tinggi.
”Air di kawasan Danau Tundai nanti akan diteliti. Dibandingkan air gambut di kawasan Kelurahan Kameloh, airnya kurang bagus. Tetapi, setelah dilakukan pengeboran, airnya bersih dan bisa dikonsumsi," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Pusat Penelitian Lingkungan Hidup Universitas Palangka Raya Yetri Ludang menjelaskan, penelitian sederhana itu bertujuan bagi masyarakat. Penggunaan air bersih di Kota Palangka Raya sangat diperlukan.
”Maksud dan tujuan penelitian kita ini dari air gambut menjadi air bersih, untuk membantu masyarakat kita dapat mengonsumsi air bersih," tuturnya.
Yetri menegaskan, kegiatan diskusi itu melibatkan perwakilan lima kecamatan di Palangka Raya. ”Hasil penelitian kita ini juga nantinya bakal bermanfaat untuk masyarakat. Apalagi peralatan yang digunakan hanya menggunakan peralatan sederhana," tandasnya. (rm-78/ign)