PALANGKA RAYA – Ritual Tiwah massal di Kota Palangka Raya yang dimulai sejak 14 September lalu, dijadwalkan berakhir pada 24 Oktober nanti. Ritual Tiwah ini massal ini sendiri dipusatkan di Balai Hindu Kaharingan. Kegiatan semacam ini sangat jarang dilaksanakan, khususnya yang bersifat massal. Bahkan acara Tiwah di IbuKota Provinsi Kalimantan Tengah ini terakhir kali dilaksanakan pada 2014 lalu.
Tak ayal kegiatan ini menjadi magnet tersendiri bagi masyarakat yang melintas dilokasi kegiatan. Khususnya kegiatan Tabuh yang berupakan salah satu puncak Ritual Tiwah ini. Setidaknya ratusan hewan ini terdiri dari kerbau, babi dan ayam dijadikan kurban pada kegiatan ini.
Pada ritual kali ini, satu persatu keluar almarhum yang ditiwahkan secara bergantian menombak hewan kurban yang diikat di sapundu ditusuk menggunakan tombak. Beberapa orang terlihat melemparkan butiran beras ke hewan kurban sebagai bentuk doa agar kurban diterima pencipta.
Penanggung jawab acara Tiwah, Lewis KDR sebelumnya mengatakan proses pengorbanan dan pemanfaatan hewan tersebut memang diperuntukan bagi persyaratan ritual. “Ya ini salah satu persyaratan dari kegiatan ini,” katanya belum lama ini.
Setidaknya 117 jenazah diikutkan pada upacara penyucian dan mengantarkan roh leluhur ke alam surga bagi umat Hindu Kaharingan ini. Pada upacara Tiwah atau penyucian ini, makam almarhum dibongkar kembali untuk dilakukan pembersihan pada sisa tulang-belulang jenazah. Pengangkatan tulang jenazah ini akan dilaksanakan pada 30 September.
“Tulang-belulang akan dibersihkan yang selanjutnya diletakkan pada sandung atau rumah kecil. Bagi umat Hindu kaharingan, rumah inilah yang menjadi tempat peristirahatan terakhir keluarga yang telah meninggal dunia,” katanya. (sho/vin)