PALANGKA RAYA – Mata Badan Narkotika Nasional (BNN) tengah menyoroti Kalimantan, yang disebut sebagai gerbang masuk narkoba dari berbagai negara. Kepala BNN Komjen Pol Budi Waseso bahkan datang langsung ke Kalteng. Tujuannya, mensinergikan pemberantasan, penanganan, dan pencegahan peredaran barang haram itu.
Pria yang akrab disapa Buwas itu disambut Gubernur Kalteng Sugianto Sabran, Kapolda Kalteng Brigjend Pol Fakhrizal, Kapolres Palangka Raya AKBP Lili Warli dan puluhan pejabat pemerintah dan kepolisian Kalteng. Rombongan tiba di Bandara Tjilik Riwut, Senin (17/10) siang. Mereka langsung menuju kantor Gubernur Kalteng untuk pertemuan terbatas.
”Jujur, harusnya seluruh Kalimantan bersinergi, karena merupakan pintu gerbang masuknya narkoba dari seluruh dunia, terutama negara terdekat," ucap Buwas.
Dia melanjutkan, sebagai pintu gerbang, Kalimantan mestinya bersinergi. Khusus untuk Kalteng, karena dari Kaltim, Kalbar, dan Kalsel perkembangan di tiga propinsi itu kini menyamping ke Kalteng. Sehingga menjadi titik kerawanan lebih dalam peredaran narkotika. ”Perkembangan wilayah dari tiga provinsi itu kini sudah menyamping ke Kalteng. Tentu itu kerawanan yang harus diwaspadai dan diantisipasi sejak dini," jelasnya.
Buwas berharap penanganan disinergikan seluruh elemen masyarakat. Jangan hanya dititikberatkan kepada kepolisian maupun BNN. "Kapolda, Direktur Ditsatnarkoba, para kasat, TNI, dan semuanya bersinergi. Temasuk bandara, pelabuhan, dan bea cukai,” terang Buwas.
Dia menerangkan, tak ada wilayah di Indonesia yang bersih dari peredaran narkotika. ”Kalimantan target utama. Dari itu saya berharap seluruhnya punya tekat sama dalam pemberantasan, pencegahan dan penindakan narkoba," tegasnya.
Buwas menyatakan seluruh Kalteng sudah rawan. ”Hari ini bisa saja paling rawan, tapi besok tidak. Ya bagaimana penanganan saja. Jadi biarlah penindakan itu kepada Polri," kata dia.
Soal pernyataan Gubernur Kalteng tembak mati para bandar narkoba, Buwas dengan lantang menyatakan dukungan. Menurut dia, hal tersebut sangat baik sebagai komitmen memberantas narkoba.
”Bandar dan mafia narkoba adalah pelaku pembunuhan massal dan pembunuhan generasi bangsa. Data di BNN, setiap hari ada 40-50 orang terlibat narkoba. Dan bila dikategorikan menggunakan narkoba, maka barang haram itu setiap hari membunuh 40-50 jiwa," pungkas Buwas. (daq/dwi)