PALANGKA RAYA - Bukannya belajar dan mencari pengetahuan di sekolah, lima pelajar ini malah mencuri. Kelimanya tertangkap petugas keamanan saat beraksi di perpustakaan SDN 3 Menteng, jalan Galaksi, Senin (13/10) siang. Mereka berdalih mencuri karena tidak punya uang untuk bermain game online.
Aksi pencurian itu dilakukan oleh DC (16) duduk di Bangku SMA, BA (14) dan JS (14) pelajar SMP. Mirisnya dua pelaku lain SW (10) dan JM (8) ternyata baru duduk di bangku Sekolah Dasar Negeri. Beruntung kelima pelajar itu sempat diamankan di Mapolres Palangka dan dibuatkan perjanjian agar tak mengulangi, dan setelah itu dipulangkan ke orang tua masing-masing.
Informasi dari kepolisian, pencurian buku di perpustakaan tersebut sebenarnya terjadi pada Minggu (30/10) sekitar pukul 10.00 WIB. Mereka dengan leluasa masuk usai merusak gembok pintu perpustakaan dan mengambil ratusan buku di dalamnya. Mereka merusak gembok dengan menggunakan palu.
Merasa aksi pertama sukses besar. Keesokan harinya mereka kembali hendak melakukan aksi yang sama. Namun belum sempat menikmati hasil, kelimanya berhasil diamankan oleh petugas keamanan dan digiring ke Polres Palangka Raya.
Kanit I SPKT Polres Palangka Raya Ipda Lydia Silaen mengatakan, kelima pelajar itu mengaku mencuri untuk biaya bermain game online. Walau dari pengakuan DC, aksi pencurian awalnya hanya dilakukan bertiga yakni bersama BA dan JS. Kemudian saat sedang jalan tiba-tiba melihat dua anak SD tersebut dan mengajaknya untuk berjaga di bagian luar dan membawa buku hasil curian.
"Ngakunya buat main game online. Pakai palu (membuka gembok, Red) dibawa oleh teman. Namun karena alasan kemanusiaan, mereka dipulangkan untuk dididik oleh orang tua masing-masing. Lalu diselesaikan secara kekeluargan saja. Semoga ini menjadi pembelajaran bagi mereka," imbuhnya.
Perwira pertama Polri ini menyebutkan pelaku masuk setelah merusak gembok pintu perpustakaan dan mengambil ratusan buku di dalamnya. Dari tangan kelimanya diamankan barang bukti satu karung dan tiga boks buku yang sebelumnya telah dijual ke pemulung. "Buku itu dijual kiloan senilai Rp75 ribu. Namun kita selesaikan secara kekeluargaan saja," ujarnya. (daq/vin/gus)