PALANGKA RAYA – Meluapnya air Sungai Kahayan yang membuat pemukiman warga di dataran rendah, khususnya di kawasan Mendawai, Flamboyan bawah, Pelabuhan Rambang dan Rindang Banua belum dikatakan sebagai bencana. Kendati air sudah ada yang merendam sebuah sekolah di Kelurahan Petuk Ketimpun.
Hal tersebut dilontarkan Wakil Wali Kota Palangka Raya, Mofit Saptono Subagio saat ditanya oleh awak media, Sabtu (5/11) di Kota Palangka Raya.
Melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palangka Raya. dirinya berjanji bakal segera menurunkan personilnya serta alat yang dimiliki oleh BPBD untuk membantu masyarakat, sekali lagi apabila hal itu dikatakan sebuah bencana.
“Kendati belum termasuk kategori bencana, BPBD juga standby dan selalu sigap untuk membantu masyarakat yang pemukimannya terendam banjir. Untuk sekolah yang terendam banjir, saya menginstruksikan kepada kepala sekolahnya agar tidak meliburkan peserta didiknya. Gunakan balai basara (balai pertemuan, Red) di kelurahan setempat atau rumah ibadah untuk menjalankan proses belajar mengajar kepada peserta didik kita,” ucap Mofit.
Dicecar pertanyaan apakah Pemkot ada niat untuk merelokasi warga yang menjadi langganan banjir, pria bergelar doktor (Mofit) itu menjawab, pihaknya mengakui sulitnya melakukan relokasi warga yang mata pencahariannya itu di kawasan bantaran sungai. Hal ini sebenarnya juga menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi pemerintah untuk menata kawasan tersebut menjadi kawasan yang lebih baik lagi dan layak huni.
“Merubah habitat seseorang itu dari tempat yang sudah terbiasa dan yang belum terbiasa itu bukan hal yang gampang, dan itu perlu perjuangan. Kalau ada masyarakat yang ingin berpindah dari tempat tersebut saya sangat berterimakasih. Apalagi kawasan padat penduduk itu dibuat rapi serta tidak kumuh seperti sekarang ini saya juga sudah senang. Sebab selain enak dipandang, kawasan tersebut juga dapat menjadi perhatian bagi turis yang ingin melihat kehidupan masyarakat kita,” tukasnya. (rm-78/vin)