SAMPIT – Roda perekonomian di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) belakangan ini cenderung melambat. Hal itu dapat dilihat dari kurangnya transaksi dari pelaku UMKM, seperti kerajinan dari rotan dan lain-lain. Keadaan itu akan membawa dampak tersendiri terhadap masyarakat.
”Dengan melemahnya ekonomi, tentu berdampak terhadap perilaku masyarakat. Di satu sisi, pertanian menjadi cukup kuat, tapi di sisi lain ada sebagian masyarakat yang kesulitan ekonomi dan akhirnya mencari jalan pintas. Bisa ke hal-hal negatif bahkan kriminalitas,” kata Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Kotim Sutaman, bebeapa waktu lalu.
Menurut Sutaman, sekitar tahun 1995-1996, kasus narkoba di Kotim masih jarang. Bahkan, warga pelosok, seperti Antang Kalang dan Kuala Kuayan, hampir tidak mengenal narkoba. Tapi, dengan perkembangan zaman dan sulitnya ekonomi, sebagian warga rela mengambil jalan pintas atau bisnis yang mudah untuk mendapatkan uang.
Sekarang, lanjutnya, bukan hanya di kota, tapi sampai ke pelosok desa pun ada warga yang menjadi pengedar narkoba. Hal itu dinilai sangat memperihatinkan. ”Karena itulah perlu kita semua, para SKPD dan ASN, harus lebih mempedulikan kesejahteraan masyarakat kita tanpa perlu terlalu melenceng dari tupoksi masing-masing. Kita harus bisa mencari tahu kenapa banyak masyarakat yang terlibat bisnis narkoba dan bagaimana solusinya,” ujarnya.
Dia juga mengimbau kepala SKPD membantu masyarakat kecil, mulai dari hal yang sederhana, misalnya membeli perabotan atau kerajinan tangan yang murni hasil karya masyarkat lokal. Seperti, perabotan dari rotan. Dengan begitu, diharapkan setidaknya dapat memicu semangat berwirausaha oleh masyarakat. (vit/ign)