PALANGKA RAYA – Jerat kemiskinan masih menganga lebar di Kota Palangka Raya. Masih banyak warga yang hidupnya perlu bantuan pemerintah dan sesama. Siti Aminah (85), misalnya. Di usianya yang senja, dia tak lagi mampu berjalan.
Wanita itu tinggal di bawah rumah kayu. Kamarnya sempit dan berbau. Penuh pakaian dan barang kotor. Tidak ada penerangan yang memadai. Kelambu usang menjaganya saat malam dari serangan nyamuk.
Saat disambangi di kediamannya di Jalan Pelatuk Ujung, Kota Palangka Raya, Selasa (6/3), Nini Sulah—sapaan akrabnya—terlihat muram.
“Saya tak ingat siapa nama suami saya. Saya hanya duduk dan terbaring, makan bila ada orang memberi dan kebasahan bila hujan deras turun. Ini saja yang bisa saya lakukan. Berbaring, tidur, dan berserah kepada Allah Ta’ala,” tutur Siti dengan bibir bergetar dan terbata-bata.
Siti mengungkapkan, dia memiliki dua anak, Ijai dan Irus. Tetapi, keduanya jarang berada di rumah. Dia hanya sesekali melihat dan berkerja serabutan.
”Makan diberi tetangga. Ijai kadang bisa malam datang, tetapi jarang. Begitu pula Irus. Tetapi, saya tetap bersyukur, Tuhan maha pemurah dan masih memberikan umur ini, padahal saya lelah,” ucapnya sambil menahan haru sambil menyebut tempat kelahirannya di Semanggi, Banjarmasin, Kalsel.
Siti mengungkapkan keinginannya untuk bisa memiliki rumah yang layak. Bukan mewah dan berpondasi beton. ”Saya ingin bisa memperbaiki rumah ini. Kamar dibersihkan agar tidak ada tikus atau binatang lain. Terima kasih sudah berkunjung untuk membesuk dan melihat keadaan ini,” pungkasnya. (daq/ign)