SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

PALANGKA

Jumat, 19 Mei 2017 09:43
Perlu Rp 10 Miliar untuk Jalan Desa Wisata Ini
ANTUSIAS: Bupati Gumas Arton S Dohong didampingi Kepala SOPD dan Plt Sekretaris Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olah Raga, Sewantapuja, melihat hasil kerajinan tangan masyarakat Desa Hurung Bunut, Minggu (14/5) pagi.(ARHAM SAID/RADAR SAMPIT)

KUALA KURUN – Berbagai upaya  untuk menunjang fasilitas di Desa Hurung Bunut, Kecamatan Kurun sebagai desa wisata terus dilakukan Pemkab Gunung Mas. Diantaranya pembangunan jalan desa dan penyediaan peralatan kerajinan masyarakat.

”Di tahun 2017 ini, kita kucurkan anggaran Rp 10 miliar, yang berasal dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN), untuk infrastruktur jalan desa” ucap Bupati Gumas Arton S Dohong, Minggu (14/5) lalu.

Agar segera terealisasi, lanjut dia, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) Kabupaten Gumas bertugas untuk mempersiapkan kesiapan lahan untuk dibuatkan jalan. Selain itu, juga harus memberikan pemahaman kepada masyarakat, agar mereka betul-betul mau merelakan lahan miliknya untuk kepentingan umum, daerah dan masyarakat.

”Ini juga harus diinformasikan ke masyarakat, jangan diam saja. Apa yang dilakukan ini merupakan pembangunan dalam menunjang kesiapan Desa Hurung Bunut sebagai desa wisata,” tegas Arton.

Selain infrastuktur jalan lanjutnya, Pemkab Gumas juga akan menyiapkan peralatan kerajinan masyarakat, sebagai penunjang kegiatan keterampilan masyarakat desa  tersebut. Namun, sebelum memilikinya, terlebih dahulu harus menyampaikan surat permohonan bantuan ke Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Gumas.

”Kalau memohon bantuan juga harus benar-bemar disesuaikan dengan kebutuhan, dan dibuatkan kelompok usaha, yang tentunya sesuai dengan rencana dan program desa. OPD terkait juga harus mendukung itu,” imbuh Arton.

Dijelaskannya,  Desa Hurung Bunut  dipilih sebagai Desa Wisata karena ada beberapa kriteria yang telah dipenuhi, yakni memiliki kekhasan tersendiri, dan masih tumbuh berkembang serta terpeliharanya jiwa gotong royong. Selain itu, masyarakatnya juga produktif dalam membuat keterampilan.

”Pola pikir masyarakat di sana juga sudah maju, mandiri dan mampu berbuat secara baik. Sikap ini tentunya lahir karena ada kesadaran masyarakat dan pemerintah desa setempat,” pungkas Arton S Dohong. (arm/gus)


BACA JUGA

Selasa, 08 September 2015 21:50

Ratusan PNS Masih Mangkir, Laporkan Harta Kekayaan

<p>SAMPIT &ndash; Sebanyak 240 Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau Aparatur Sipil Negara di lingkup…

Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers