PALANGKA RAYA – “Kota Cantik” mulai jadi sasaran empuk bagi para gelandangan dan pengemis (Gepeng). Keberadaan mereka pun kian marak terlihat manakala pelaksanaan puasa Ramadan, dimana sebagian besar para gepeng ini datang dari luar Palangka Raya. Gepeng-gepeng tersebut beroperasi siang maupun malam hari di tempat keramaian ataupun langsung ke rumah warga.
Ketua Komisi A DPRD Kota Palangka Raya Riduanto, mengungkapkan melihat gepeng yang kian marak harus ada upaya serius untuk menanganinya jangan sampai seperti adanya pembiaran sehingga para gepeng merasa bebas berkeliaran dan beroperasi. Sedangkan Kota Palangka Raya memiliki perda yang mengatur akan hal tersebut.
"Ini sangat jelas terlihat, mulai dari kawasan ruang terbuka hijau (ruang publik, Red), lampu merah, pasar tradisional hingga pertokoan modern. Para gepeng ini datang ke Palangka Raya untuk mencari penghidupan dengan cara meminta-minta belas kasihan warga," ungkap Riduanto, Rabu (7/6).
Gepeng yang kian marak juga memang meresahkan dan kemudian ditambah keberadaan anak-anak dengan tampilan beragam namun aneh yang tidak enak dipandang mata alias anak- anak 'punk', juga tak kalah banyaknya. Mereka nangkring disejumlah titik keramaian kota.
"Kota Palangka Raya yang telah ditata, akan tampak sembrawut dengan keberadaan para gepeng dan anak-anak punk ini, sebenarnya intansi teknis yang harus gencar agar kedepan tidak kerepotan karena jumlah yang terus banyak," sambungnya.
Gepeng ini jelas mengganggu kelancaran lalu lintas, bahkan bisa saja mengganggu ketertiban umum. Bila tidak ada tindakan tegas berupa penertiban, maka keberadaannya akan semakin banyak. Gepeng dan anak punk merupakan permasalahan lama yang belum terselesaikan, dan belum mendapatkan solusi yang baik dari pemkot. (rm-80/vin)