SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

PALANGKA

Kamis, 06 April 2017 15:08
Belasan Orangutan Dilepasliarkan

Sejak Tahun 2012, 250 Orangutan Kembali ke Alam Liar

PELESTARIAN: Salah satu orangutan yang dilepasliarkan di kawasan Pulau Salat, Kabupaten Pulang Pisau, terletak di delta Sungai Kahayan dengan dukungan dari PT SSMS Tbk.(IST/RADAR PALANGKA)

PALANGKA RAYA – Demi menjaga kelangsungan hidup dan melestarikan hewan dilindungi. Yayasan BOS di Nyaru Menteng (Nyaru Menteng) kembali memindahkan 12 orangutan. Hewan asli Borneo itu telah menyelesaikan masa rehabilitasi di Sekolah Hutan ke pulau pra-pelepasliaran, Pulau Salat, di Kabupaten Pulang Pisau, terletak di delta Sungai Kahayan dengan dukungan dari PT. SSMS Tbk.

“Tahun lalu kami melepasliarkan orangutan yang ke 250 ke habitat aslinya di hutan, sejak 2012. Masih banyak yang menanti di pulau pra-pelepasliaran. Jujur kandang kami telah penuh, namun sekarang memanfaatkan Pulau Salat dan kami bisa mulai memindahkan orangutan,” ungkap CEO Yayasan BOS, Dr. Ir. Jamartin Sihite, dalam rilisnya, Rabu (5/4).

Sihite menjelaskan memindahkan 12 orangutan dari Nyaru Menteng ke Pulau Pra-pelepasliaran Salat untuk menjalani tahap akhir rehabilitasinya. Tahap akhir ini perlu dilaksanakan di lingkungan alami yang aman dan terkendali, dan pulau yang memiliki lingkungan yang menyerupai habitat hutan merupakan lokasi yang ideal.

Dia menerangkan proses rehabilitasi orangutan dapat mencapai tujuh tahun. Orangutan yang diselamatkan atau disita oleh tim gabungan BKSDA Kalimantan Tengah dan Yayasan BOS menjalani proses rehabilitasi secara bertahap dari baby school dan naik ke sejumlah tingkatan di Sekolah Hutan, mirip sekolah manusia.

“Tahap akhir rehabilitasi adalah hidup di pulau pra-pelepasliaran. Pulau pra-pelepasliaran ini harus memiliki lingkungan yang menyerupai habitat hutan, memiliki sumber pakan alami yang cukup, terjaga, namun tetap terpantau dengan baik. Baru setelah orangutan menyelesaikan tahapan akhir ini dan menunjukkan keterampilan dasar untuk bertahan hidup, mereka bisa kami lepasliarkan di hutan,” ujarnya.

Sihite menyebutkan saat ini daya tampung ideal di Nyaru Menteng hanya untuk sekitar 300 individu orangutan, sementara jumlah orangutan yang masih direhabilitasi saat ini adalah sekitar 480 individu, dengan lebih dari 100 di antaranya siap memasuki tahap akhir di pulau pra-pelepasliaran.

“Pemanfaatan Pulau Salat ini merupakan terobosan yang melibatkan banyak donor di dunia konservasi, pemerintah, masyarakat, serta pelaku bisnis. Kita sudah melihat bahwa apabila kita bekerja bersama, upaya konservasi orangutan dan habitatnya tentu akan terwujud.” Tuturnya.

Sementara itu, Vallauthan Subraminam, Direktur Utama PT. Sawit Sumbermas Sarana Tbk., menegaskan sangat menyadari pentingnya upaya pelestarian habitat dan ekosistem, terutama di Kalimantan Tengah ini. “Karena itulah kami berkomitmen mengikuti kaidah tata kelola lingkungan yang lestari atau sustainable dan mendukung penuh upaya Yayasan BOS untuk menyediakan habitat pra-pelepasliaran alami bagi orangutan yang siap dilepasliarkan ke hutan, dan kelak, suaka bagi orangutan yang tidak bisa dilepasliarkan ke hutan,” jelasnya.

Subraminan menyebutkan tidak hanya menyediakan tambahan lahan, juga siap memberikan dukungan nyata untuk membuktikan bahwa bisnis yang sustainable bisa berjalan seiring dengan upaya konservasi. ”Kami mendukung penuh,” pungkasnya.

Sementara itu, Ir. Adib Gunawan, Kepala Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah mengatakan untuk bisa melepasliarkan orangutan kembali ke hutan memang proses yang panjang. Salah satunya adalah rehabilitasi tingkat lanjut di habitat yang menyerupai habitat alami mereka di hutan, namun tetap terkendali dan aman.

“Ini merupakan sebuah terobosan yang sangat brilian, dan kami mendukung penuh hal ini. Perubahan status konservasi orangutan yang di tahun lalu menjadi ‘sangat terancam punah’ tentu mewajibkan seluruh pemangku kepentingan untuk lebih aktif menjaga dan melindungi orangutan dan habitatnya,” tutupnya. (daq/vin)

 

 


BACA JUGA

Sabtu, 11 Mei 2024 11:59

RTRWP Kalteng 2024 Diperkirakan Bulan Juli Menjadi Perda

PALANGKA RAYA - Banyaknya kepentingan yang berkaitan dengan tata batas…

Sabtu, 11 Mei 2024 11:56

Optimalkan Sektor Pariwisata sebagai Sumber PAD

PALANGKA RAYA – Anggota Komisi C DPRD Palangka Raya Susi…

Sabtu, 11 Mei 2024 11:55

Ingatkan Pemkot Antisipasi Musim Kemarau

PALANGKA RAYA – Wakil Ketua DPRD Palangka Raya Basirun B…

Jumat, 10 Mei 2024 16:27

Penegakan Perda Harus Konsisten

PALANGKA RAYA – Ketua Komisi A DPRD Palangka Raya, Subandi…

Jumat, 10 Mei 2024 16:18

Kedewasaan Bertoleransi Modal Besar Kalteng Lebih Maju

PALANGKA RAYA - Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) memiliki keberagaman budaya…

Jumat, 10 Mei 2024 16:16

Warga Sei Gohong Perlu Bantuan Sektor Peternakan

PALANGKA RAYA- Pemerintah daerah memiliki peranan penting dalam mendukung kemajuan…

Jumat, 10 Mei 2024 16:13

Pacu Pertumbuhan Ekonomi dari Sektor Unggulan

PALANGKA RAYA – Ketua Komisi B DPRD Palangka Raya Nenie…

Rabu, 08 Mei 2024 13:18

Program Pembangunan Harus Sinkron dengan Pemerintah Pusat

PALANGKA RAYA – Ketua DPRD Palangka Raya Sigit K Yunianto…

Rabu, 08 Mei 2024 13:10

Dorong Percepatan Penyelesaian RTRWP

PALANGKA RAYA - Setelah diterbitkan Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri)…

Rabu, 08 Mei 2024 11:16

Infrastruktur Daerah Pinggiran Perlu Dibenahi

PALANGKA RAYA – Wakil Ketua DPRD Palangka Raya Basirun B…
Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers