KUALA KURUN – Musibah banjir di Kabupaten Gunung Mas akibat meluapnya Daerah Aliran Sungai Kahayan (DAS) Kahayan dan Miri sejak Jumat (14/7) lalu, merupakan yang terparah selama 38 tahun terakhir ini. Ribuan rumah warga, sekolah, dan fasilitas publik lainnya terendam hingga ketinggian 1,5-2 meter.
"Banjir yang terjadi kali ini adalah yang terparah sejak tahun 1979 silam. Rumah-rumah warga yang berada di pinggiran sungai terendam,” kata Petugas Pos Unit Hidrologi Kuala Kurun Doris Garang, Minggu (16/7).
Dia mengungkapkan, banjir lebih parah memang pernah terjadi pada 1979 lalu. Hampir semua rumah penduduk di wilayah Kota Kuala Kurun terendam. Saat itu, seluruh aktivitas masyarakat lumpuh total. Mereka yang ingin bepergian harus menggunakan kelotok (perahu mesin, Red).
”Dari pengamatan di Unit Hidrologi, debit air di DAS Kahayan sudah diatas normal, yang mencapai puncaknya pada ketinggian 7,52 meter. Ini merupakan yang tertinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya,” katanya.
Apabila daerah hulu, seperti di Kecamatan Kahayan Hulu Utara, Miri Manasa, dan Damang Batu terus diguyur hujan, lanjutnya, tidak menutup kemungkinan debit air semakin meningkat. Banjir yang merendam pemukiman warga akan semakin tinggi.
”Tentu saja, dengan semakin meningkatnya debit air, otomatis juga akan berdampak pada ketinggian banjir. Ini akan berimbas kepada aktivitas masyarakat yang akan lumpuh total,” ujarnya.
Meski saat ini ketinggian air sudah mulai surut, rumah-rumah warga di pinggiran DAS Kahayan masih tetap terendam. Diperkirakan dalam 1-2 hari ini, perlahan-lahan debit air kembali surut.
"Kami perkirakan dalam 1-2 hari ini banjir akan surut dan masyarakat bisa membersihkan rumahnya dari sisa-sisa banjir,” pungkasnya. (arm/ign)