SAMPIT – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Kotawaringin meyakini setelah selesai mengeruk saluran air penghubung dari Jalan HM Arsyad ke MT Haryono, RSUD dr Murjani yang selama ini digenani air akan teratasi.
Kemarin (25/7) pihaknya sudah bergerak cepat memanfaatkan cuaca panas untuk mengeruk lumpur dan sampah dari dalam selokan yang menyumbat air. Delapan grup dikerahkan untuk mempercepat pekerjaan.
Kasi Penyehatan Lingkungan dan Pengawasan Dinas PUPR Kotim Mochammad Djunaidi mengatakan, selama ini genangan air di fasilitas kesehatan RSUD dr Murjani Sampit akan segera teratasi. Namun, hal tersebut memerlukan waktu sedikit lebih lama. Sebab, sampah yang menyumbat drainase sudah mengalami pendangkalan.
”Tidak bisa selesai dalam satu hari. Selain sulit karena parit ada di bawah aspal perempatan lampu merah ini, (Jalan HM Arsyad-MT haryono) harus dilakukan dengan manual. Selain itu, tidak hanya satu lokasi yang harus dikeruk,” kata Djunaidi saat mengawasi jalannya pengerukan drainase, Selasa (25/7).
Dia menjelaskan, genangan yang selama ini membanjiri RSUD dr Murjani Sampit disebabkan air tak bisa mengalir melalui parit. Selain penuh sampah, juga sudah mengalami pendangkalan.
”Sebelumnya sudah dikeruk, namun tak lama dangkal lagi. Banyak yang buang sampah sembarangan di dalam parit. Ketika hujan lebat, semua hanyut dan menumpuk di persimpangan saluran air ini dan tersumbat. Akibatnya, air tak bisa mengalir maksimal dan meluap,” ujarnya.
Tak hanya itu, genangan air yang sudah biasa dilihat membanjiri Jalan MT Haryono juga akan menghilang setelah saluran berfungsi normal. Dia berharap dengan kondisi parit yang sudah dibersihkan, tidak lagi ditumpuk sampah dari tangan tak bertanggung jawab.
Kepala Pengawasan Teknis Lapangan I Dinas PUPR Rony Piterson menambahkan, pihaknya sudah memberikan teguran ke beberapa penggelola rumah makan yang sengaja membuang sampah sisa makanan ke dalam parit.
”Sudah kita tegur, tetapi tampaknya tak dihiraukan. Bisa dilihat sendiri, banyak sampah makanan dalam parit. Tak hanya itu, bekas minyak itu akan membeku, jadi pekerjaan akan terus berulang-ulang hanya di lokasi yang sama. Padahal, masih banyak parit lainnya yang perlu dikerjakan lagi,” keluhnya.
Pihaknya akan bekerja sama dengan Pemerintah Kecamatan Mentawa Baru Ketapang dan Satpol PP Kotim untuk mengatasi warung makan yang mengabaikan larangan membuang limbah makanan ke dalam parit. Hal itu menjadi salah satu penyebab Kota Sampit dikepung genangan air belakangan ini.
”Mudah-mudahan pihak terkait nanti mau menanggapi dan bekerja sama mengatasi permasalahan ini dan tidak lagi terjadi secara berulang-ulang,” tandasnya. (mir/ign)