PANGKALAN BUN – Fenomena berubahnya warna air Sungai Arut menjadi hijau berdampak luas. Bukan hanya ikan keramba milik petambak yang mati, namun ikan di laut pun ikut mati.
Hal tersebut disampaikan Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Fahrizal Fitri. Dari hasil analisis BLH Kobar, matinya ikan tambak warga dan ikan laut disebabkan meningkatnya kadar keasaman (PH) air, sehingga kebutuhan oksigen dalam air menurun.
Kepala BLH Kobar Fahrizal Fitri, mengatakan, hujan yang mengandung asam akibat asap pembakaran hutan beberapa waktu lalu, ternyata berdampak pada pembudidaya tambak darat. Ikan pembudidaya juga mengalami nasib yang sama.
”Saya baru mendapatkan informasi, ternyata ikan-ikan yang dipelihara pembudidaya di Kelurahan Madurejo juga banyak yang mati," ucap Fitri, Kamis (12/11).
Menurut Fitri, informasi tersebut juga diperoleh dari para nelayan di pesisir, Desa Kubu, Kecamatan Kumai. Beberapa jenis ikan, seperti pari dan udang laut banyak yang mati.
”Kami akan cek dulu kebenaran informasi tersebut. Apabila benar, maka analisa kita terkait dengan penyebab matinya ikan di Sungai Arut benar," katanya.
Sementara itu, Astur, warga Desa Kubu mengaku belum mendengar informasi ikan yang mati di wilayah itu. ”Saya belum tahu informasi itu, nanti coba saya cek kebenarannya," katanya. (jok/ign)