KUALA KURUN – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Gunung Mas (Gumas) difasilitasi oleh PKBI Kalteng sebagai mitra IMA World Health, melaksanakan diskusi publik mengenai dampak stanting terhadap kualitas sumber daya manusia (SDM) dan upaya pencegahan melalui pelibatan multisektor dan multistakeholder.
”Dengan diskusi tersebut, akan mempercepat peningkatan kesehatan dan gizi untuk mencegah stunting dari sektor hulu hingga hilir, mulai dari meningkatkan produksi pangan dan kebutuhan kalori daerah, harga pangan yang tercapai masyarakat, hingga pengawasan keamanan pangan,” kata Kadis Kesehatan Gumas Maria Efianti, Selasa (17/10).
Berdasarkan program pemerintah yang dituangkan dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, lanjutnya, ditetapkan bahwa tujuan pembangunan gizi adalah dengan mempercepat penurunan prevalensi stunting, tidak terkecuali di Gumas.
”Agar tercapai, harus ada upaya terobosan yang inovatif, intensif, dan masif. Caranya, dengan mobilisasi seluruh sumber daya dan sumber dana untuk memenuhi kebutuhan dasar seluruh kelompok seribu hari pertama kehidupan (HPK), yaitu ibu hamil dan anak usia 0-2 tahun,” tuturnya.
Menurutnya, ada beberapa faktor pemicu stunting, yakni kurang gizi dalam waktu lama, kurang higinitas, pola rawat anak kurang tepat, dekatnya jarak antara kelahiran, kurangnya pemberian ASI eksklusif, perilaku BAB di ruang terbuka, serta kurangnya ketersediaan pangan rumah tangga.
”Akibat stunting berdampak pada anak yang rentan kesakitan dan infeksi, terhambatnya pertumbuhan fisik, perkembangan intelegensi dan pengetahuan,” ujarnya.
Sementara itu, Nirhan mengatakan, penyelesaian isu stunting tidak bisa dengan intervensi gizi spesifik melalui layanan kesehatan, yakni melalui program ibu hamil, menyusui, bayi dan balita, usia sekolah, remaja, dan usia subur serta lansia. Namun, juga dengan intervensi gizi sensitif dengan melibatkan multisektor dan multistakeholder. (arm/ign)