KUALA KURUN – Seiring dengan peningkatan populasi penduduk dan pertumbuhan ekonomi, kualitas air sungai khususnya DAS Kahayan saat ini tidak lebih baik dibanding tahun sebelumnya, alias makin tercemar. Tentunya ini akan berdampak pada lingkungan, seperti pencemaran air dan kerusakan tanah, yang berakibat pada kesehatan masyarakat.
”Untuk melestarikan fungsi air dan mencegahnya, tidak semakin tercemar, perlu dilakukan pengelolaan kualitas dan pengendalian pencemaran air secara bijaksana, dengan memperhatikan kepentingan generasi sekarang dan mendatang, serta keseimbangan ekologis,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Gumas Calvin A Sahay di aula kantor Kecamatan Damang Batu, Rabu (1/11).
Menurut dia, pencemaran air terjadi kalau ada polutan yang bercampur dengan air. Contohnya, zat kimia, energi, dan unsur lainnya, sehingga akan mengubah wujud asli dari air menjadi berubah warna dan kadang menimbulkan bau yang tidak sedap.
”Sebagai regulator dalam pengendalian pencemaran air, kita sangat berkepentingan melindungi masyarakat dari dampak negatif yang ditimbulkan. Agar fungsi dan peran berjalan, diperlukan keterpaduan antar stakeholder, yaitu masyarakat dan pemangku kepentingan,” ujarnya.
Dia menuturkan, sosialisasi pencemaran air diharapkan bisa menjadi media transfer aktif bagi Pemkab Gumas, dalam upaya membina kepedulian dan perhatian semua pihak terhadap permasalahan lingkungan hidup.
”Selain itu, sebagai upaya kita dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup, untuk mencapai keseimbangan dan keselarasan yang berkelanjutan,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Pelaksana yang juga Kabid Penaatan dan Penataan Lingkungan Hidup Karno Perry mengatakan, sosialisasi bertujuan untuk menginformasikan hasil database dan tren kualitas air Sungai Kahayan dan Sub DAS yang bermuara di Sungai Kahayan, serta pola penyebaran pencemaran.
”Dari hasil sosialisasi ini, akan menjadi dasar/bahan untuk merumuskan kebijakan Pemkab Gumas dalam pengendalian pencemaran DAS Kahayan dan Sub DAS yang ada, serta keterkaitan kesehatan terhadap pencemaran air, khususnya stunting,” terangnya. (arm/ign)