KUALA KURUN – Tahun 2018, merupakan tahun politik untuk memilih Bupati dan Wakil Bupati Gunung Mas (Gumas) periode 2018-2023. Pastinya, akan terjadi perbedaan pilihan di masyarakat terhadap masing-masing pasangan calon (paslon). Perbedaan tersebut pun merupakan warna yang indah dalam berdemokrasi.
”Setiap perbedaan pilihan pada Pilkada Gumas Tahun 2018 mendatang, itu merupakan suatu yang indah. Boleh berbeda pilihan, tapi jangan sampai dipertentangkan, karena itulah demokrasi,” ucap Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Gumas Heri A Junas kepada Radar Sampit, Senin (1/1) pagi.
Dengan perbedaan pilihan tersebut, kata dia, masyarakat harus tetap menjaga rasa saling menghormati dan tetap berpegang erat dalam tali persatuan dan kesatuan. Jangan sampai terpecah belah, apalagi tidak bertegur sapa antar sesama.
”Jangan sampai terjadi pertengkaran yang mengakibatkan pecahnya persatuan dan kesatuan lantaran beda pilihan. Berbeda pilihan itu merupakan hal yang wajar, sehingga tidak perlu untuk dipertentangkan,” ujar pria yang akrab disapa Joe ini.
Politisi Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) ini menilai, masyarakat Kabupaten Gumas saat ini pastinya sudah memiliki pilihan siapa figur yang akan dipilih pada hari pencoblosan. Untuk itu, diminta harus tetap saling menghormati.
”Artinya, kita ingin jangan sampai ada pernyataan yang meremehkan atau menyudutkan masing masing figur yang didukung. Semuanya harus kita sikapi dengan bijak, serta lebih mengutamakan persatuan dan kesatuan,” terangnya.
Legislator yang berasal dari daerah pemilihan (Dapil) I mencakup Kecamatan Kurun, Mihing Raya dan Sepang ini juga meminta kepada setiap paslon yang maju pada Pilkada Gumas, untuk memberikan pendidikan politik yang baik kepada masyarakat.
”Berikan pemahaman politik yang baik dan santun untuk masyarakat. Kemenangan harus kita raih tanpa harus menyakiti, serta merusak keberagaman yang ada,” pungkasnya. (arm/oes)