PALANGKA RAYA – Festival Menaser Panatau Tatu Hiang (FMPTH) yang dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Sanggar Tari dan Budaya Riak Renteng Tingang yang ke-6 resmi dimulai.
Acara yang diselengarakan selama empat hari di Rumah Betang Hapakat itu dibuka Plt Sekda Provinsi Kalteng Fahrizal Fitri. Acara pembukaan tersebut dihadiri seluruh seniman Kalteng dan pejabat pemerintahan.
Fahrizal yang mewakili Gubernur Kalteng Sugianto Sabran mengapresiasi Festival Menaser Panatau Tatu Hiang tersebut. Kegiatan itu dinilai mampu memotivasi pengembangan seni dan budaya. Sebab, pengembangaannya adalah tanggungjawab bersama.
”Ini merupakan salah satu pengembangan dan ketahanan budaya untuk mencapai kesatuan dan persatuan bangsa. Contohnya, meskipun berbeda suku dan adat istiadat, dalam mendukung seni dan budaya adalah satu," katanya, Jumat (11/5) malam.
Dia berharap acara tersebut mampu menggugah masyarakat untuk membangun dan menjaga keanekaragaman yang dimiliki Kalteng. Jangan sampai budaya dan keanaekaragaman budaya lokal musnah dan pudar oleh budaya luar yang tidak sesuai dengan budaya bangsa Indonesia," ujarnya.
Sebab, lanjutnya, Pemerintah Provinsi Kalteng mempunyai perhatian yang cukup besar dalam pembinaan dan pengembangan budaya dalam rangka melestarikan seni dan budaya sebagai bentuk kebudayaan.
”Dengan melaksanakan kegiatan seperti ini, tentunya akan berdampak besar bagi generasi penerus dalam menyalurkan bakat dan minatnya dalam bidang seni serta mampu menambah nilai-nilai budaya kepada generasi muda," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Harian Dewan Adat Dayak Lukas Tingkes yang hadir mewakili Ketua Umum DAD Kalteng mengatakan, peranan DAD dalam pengembangan dan mengembangkan budaya jangan diragukan lagi.
”Kami adalab satu yang resmi mengawal dan mengawasi kearifan lokal, serta mengambil kebijaksanaan untuk terus menjaga segala bentuk seni dan budaya Dayak. Baik itu bahasa maupun seni tari," tandasnya. (agf/ign)