PANGKALAN BUN-Rabies sering disebut penyakit anjing gila. Penyakit ini disebabkan virus yang dapat memengaruhi otak dan sumsum tulang belakang semua mamalia. Manusia bisa terjangkit rabies dari gigitan hewan yang terinfeksi virus rabies, misalnya anjing. Meskipun penyakit ini bisa dicegah, tetapi anjing rabies dan penularan virusnya tetap saja menimbulkan ketakutan di masyarakat.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kabupaten Kotawaringin Barat Haryo Prabowo mengatakan, untuk pencegahan, masyarakat hendaknya mengetahui seperti apa tanda-tanda anjing yang terkena rabies. Menurutnya hewan yang terinfeksi rabies mungkin bisa terlihat sakit, gila, atau jadi lebih ganas.
”Itu asal mula mengapa anjing yang terkena rabies diungkapan dengan sebutan anjing gila,”ujarnya, Minggu (24/6).
Namun lanjutnya, anjing yang terinfeksi rabies juga bisa terlihat terlalu ramah, jinak, atau tampak seperti anjing bingung. Bahkan, terkadang anjing yang terinfeksi rabies mungkin bisa terlihat normal atau biasa saja. “Yang tak tampak perubahan ini yang perlu diwaspadai semua,”tambah Haryo.
Lebih rinci dijelaskan, awalnya, seekor anjing yang terinfeksi rabies mungkin menunjukkan perubahan perilaku yang ekstrim, seperti gelisah, tidak bisa tenang, hingga ketakutan dengan siapa pun yang mendekat. Anjing yang biasanya ramah mungkin akan berubah menjadi lebih sensitif, atau anjing yang biasanya bersemangat bisa menjadi lebih jinak.
”Anjing rabies juga bisa menggigit atau menyerang hewan lain hingga manusia. Kadang ada juga yang terus menjilat, menggigit, dan mengunyah benda-benda tertentu. Kondisi ini biasanya disertai dengan demam,”papar Haryo.
Kemudian seiring perkembangan virus, anjing yang terinfeksi rabies bisa menjadi sensitif terhadap sentuhan, cahaya, dan suara. Anjing kadang akan memakan hal-hal yang tidak biasanya dimakan dan suka bersembunyi di tempat gelap.
”Kelumpuhan otot tenggorokan dan rahang, mengakibatkan gejala munculnya busa atau buih di mulut anjing,”tukasnya.
Selain itu menurut Haryo, nampak linglung dan tidak cekatan juga umumnya terjadi pada anjing rabies yang disebabkan oleh kelumpuhan kaki belakang. Diungkapkannya pula tanda-tanda rabies lainnya yang umum, yakni termasuk kehilangan nafsu makan, kelemahan, kejang, dan kematian mendadak.
”Jadi pengetahuan tentang tanda-tanda anjing rabies tetap harus disebarkan. Dan satu lagi, bila ada anjing yang mengigit jangan langsung dibunuh. Lebih baik ditangkap, atau bila tidak berani kita dari dinas yang akan turun,”pungkas Haryo.
Menurutnya, dengan menangkap anjing yang mengigit dalam keadaan hidup, maka akan mempermudah observasi untuk memastikan kondisi anjing apakah terjangkit rabies atau tidak. Selain itu untuk memastikan langkah selanjutnya yang harus dilakukan pada korban gigitan. (sla/gus)